Ada yang tahu kalau tanggal 9 Maret adalah hari musik nasional? Jujur, saya termasuk orang yang baru tahu, setelah ada postingan di media sosial. Berbicara soal musik, menurut saya musik adalah alat pemersatu. Contohnya lagu Indonesia Raya yang merupakan pemersatu bangsa Indonesia. Semua orang Indonesia yang terdiri dari berbagi ras, suku dan agama akan bersatu ketika menyanyikan lagu Indonesia Raya.
Namun terkadang, musik juga menjadi sumber pertengkaran. Contoh saat menonton konser, saat penonton saling senggol, muncullah keributan kecil dan berlanjut dengan pukulan dan lemparan batu dan berbagai barang yang ada di lokasi. So, musik itu bisa menjadi pemersatu, bisa juga tidak. Itu semua ditentukan oleh kita sebagai manusia, karena musik adalah objek, bukan subyek.
Berbicara soal musik, saya menjadi teringat kepada film Sing Street. Film yang bergenre Musical Romantic Comedi, ternyata juga menceritakan bahwa musik merupakan alat pemersatu.
Pertama, musik bisa menjadi alat untuk berkenalan. Conor, anak laki-laki berumur 15 tahun terpesona dengan kecantikan Raphina. Dia pun memberanikan diri untuk berkenalan dengan Raphina. Setelah tahu ternyata Raphina tidak bersekolah dan bercita-cita menjadi model di Inggris, Conor mengaku bisa bernyanyi dan akan menjadikan Raphina sebagai model video klipnya.
Kedua, musik bisa menyatukan orang untuk bekerja sama. Conor pun membuat sebuah band. Dibantu oleh Darren, dia membantuk band dengan Eamon yang jago berbagai alat musik. Namun band tidak hanya bisa dimainkan dua orang. Mereka pun merekrut Ngig, teman sekolahnya yang berkulit hitam untuk memainkan bas. Kemudian untuk mengisi kekosongan keyboardist dan drumer mereka membuka open recruitment. Larry dan Garry mengisi kekosongan itu. Personil band tidak ditentukan dari ras mana dia berasal, tetapi diposisi mana dia bisa bermain.
Ketiga, musik bisa menyatukan dua hati. Setelah Conor berhasil membentuk band dan menciptakan beberapa lagu. Dia mengajak Raphina untuk menjadi video klipnya. Seiring berjalannya proyek pembuatan video klip, kedua remaja ini saling menyukai. Namun tidak semudah itu mereka berdua bisa bersama. Ada laki-laki yang sudah duluan mendekati Raphina. Raphina pun sempat pergi ke London.
Conor merasa kehilangan, namun tidak pantang menyerah. Dia terus membuat lagu dan mengirimkan lagunya ke pintu kosan Raphina. Hingga suatu hari Raphina kembali dan mendengarkan lagu-lagunya. Hatinya tersentuh, matanya meneteskan air mata dan dia langsung pergi kehadapan Conor. Mereka berdua pun berencana untuk hidup bersama-sama dan pergi ke London untuk mewujudkan cita-citanya.
Keempat, musik bisa melunakkan hati orang yang keras. Barry merupakan salah satu teman di sekolahnya yang suka membully dirinya. Namun Conor tidak menaruh dendam kepadanya. Sesaat sebelum konser promnite, dia mengajak Barry untuk bekerja sama. Selama konser berlangsung, Barry bertugas untuk menjadi soundman, lightingman,dan securityman. Berkat Barry konser berlangsung aman dan sukses.
Kelima, musik bisa menyatukan dan membahagiakan banyak orang. Saat konserpromnite berlangsung, siswa-siswa Synge Street menyanyi dan menari bersama. Melalu musik, pesan protes kepada kepala sekolahnya (Brother Baxter) yang killer bisa tersampaikan. Semua anak-anak menggunakan topeng bermuka Brother Baxter dan menyanyikan lagu Brown Shoes. Lagu ini sebagai bentuk protes terhadap sikap Brother yang “kejam”.
Keenam, musik bisa menjadi perekat hubungan antar saudara. Conor memiliki kakak bernama Brendan. Dia adalah orang yang mengkritik dan memberikan banyak saran kepada Conor dalam bermusik termasuk dalam menggapai cintanya. Disaat permasalahan antara kedua orang tuanya semakin pelik, Conor dan Brendan menjadikan musik sebagai cara untuk mengalihkan “kesetresan” di rumah. Kakak perempuan Conor, Ann juga mengikuti mereka berdua. Musik menjadi alat komunikasi bagi mereka untuk saling menguatkan.
Itulah enam hal yang bisa saya rangkum mengenai film Sing Street yang juga menyampaikan bahwa musik adalah alat pemersatu. Namun sayangnya, lagu-lagu yang dibawakan Conor dan band-nya belum bisa menyatukan kedua orang tuanya yang sering bertengkar karena masalah ekonomi dan perselingkuhan.
Film yang berlatar di Dublin, Irlandia ini tercatat memenangkan beberapa penghargaan seperti Best Actor in Supporting Role di Irish Film & Television Award, Top 10 Independent Films di National Board of Review, Best Original Score di San Diego Film Critics Society dan Best Soundtrack di St.Louise Gateway Film Critics Association.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H