Mohon tunggu...
Yogi Setiawan
Yogi Setiawan Mohon Tunggu... Freelancer - Aku adalah

Pemuda yang penuh semangat, senang berbagi dan pantang menyerah. Mulai menulis karena sadar akan ingatan yang terbatas. Terus menulis karena sadar saya bukan anak raja, peterpan ataupun dewa 19.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Bersepeda Biar Bugar

2 Desember 2016   20:30 Diperbarui: 2 Desember 2016   20:54 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bersepeda merupakan alat transportasi yang bebas polusi. Namun sayangnya tidak banyak orang yang menggunakannya. Selain itu bersepeda juga merupakan alat olahraga yang bisa dipakai oleh segala umur dan menyenangkan. Pak Iskandar, pesepeda yang hadir dalam acara fun bike pop up playground sienta memberikan tips bagaimana cara bersepeda biar bugar. 

Kata Pak Iskandar, cara bersepeda biar bugar yaitu jangan kurang waktu tidur sebelum bersepeda, jangan lupa sarapan dan perhatikan denyut nadi. Beliau pun mengajari cara menghitung denyut nadi. Cara menghitungnya yaitu 220-umur. Misalkan umur anda 25 tahun, berarti 220-25= 195/ menit. Itu adalah denyut nadi maksimal. 

Saat pemanasan kisaran denyut nadinya adalah 50-60% dari denyut nadi maksimal. Untuk bersepeda jarak jauh denyut nadinya kisaran 60-70%. Untuk bersepeda cepat kisaran 70-80% dari denyut nadi maksimal. Bagi pemula, jangan lebih dari 70% denyut jantung.

Kemudian kalau napas engos-engosan, maka energi yang digunakan dari daerah anaerobik seperti otot. Kalau kita sudah gak bisa ngomong, berarti itu sudah mendekati maksimum. Kalau melewati itu maka bisa kelelahan tingkat tinggi dan terkena gangguan hati. Kalau mau gampang mengetahui denyut nadi dan kondisi tubuh saat bersepeda, bisa pakai detektor.

Pak Iskandar dan Kawannya sedang berbagi tips bersepeda (dokpri).
Pak Iskandar dan Kawannya sedang berbagi tips bersepeda (dokpri).
Pengalaman Bersepeda Saya

Matahari sudah bangun dari tidurnya, kami para kompasianer telah tiba di Mall Sumarecon. Awalnya saya kira hanya akan meliput acara Pop Up Sienta Playground, tetapi ternyata ikut bersepeda. Setelah regristasi kepanitia, kami pun memilih tunggangan kami. 

"Fun Bike yang akan dilakukan berjarak 7 km" kata panitia. Mendengar hal itu, saya begitu bersemangat untuk bersepeda. Menurut saya, jarak yang tidak begitu jauh namun juga tidak begitu dekat. Pastinya saya akan berkeringat. 

Tapi pagi ini, badan saya sedikit merinding. Angin sepoi-sepoi yang menyapa tubuh, membuat saya sedikit goyah. Sepertinya saya sedikit meriang. Namun semangat kawan-kawan pagi itu membuat saya tak mau kalah.

Bersiap-siap menunggu aba-aba dimulai (dokpri).
Bersiap-siap menunggu aba-aba dimulai (dokpri).
Aba-aba mulai telah didengungkan. Kami mulai bersepeda. Baru sebentar jalan, mba Arum merasa ada yang aneh dengan genjotan sepedanya. Mas Tauhid mencoba membantu membenahi. Masalah terselasaikan, kami kembali menggenjot. Tak berpa lama, rantai sepeda om Rahab lepas. Kemudian ada pula sepeda lain yang sadel genjotannya lepas. Hikmah pertama, mengecek kendaraan sebelum berjalan menjadi penting.

Genjotan demi genjotan berjalan baik. Tak ada gangguan selama perjalanan. Namun di tengah perjalanan ternyata ada tanjakan yang cukup panjang. Ternyata ada tantangannya toh. Saya pun melaju dengan perjuangan. Sambil menanjak saya menyemangati para kompasianer yang mulai menuntun tungganggannya. Tak terasa, keringat mulai mengucur dari kepala. Syukurnya, saat turunan, saya menikmati angin sepoi-sepoi (ah.. segarnya). 

Saya pun kembali menggenjot sepeda. Ternyata trek sepedanya memutar. Saya akan kembali menghadapi tanjakan panjang tersebut. Tapi kali ini rasanya lebih menantang. Tanjakannya tetap sama, namun rasanya berbeda. Saya sampai harus menggenjot sambil berdiri untuk melewati tanjakan kali ini. Kaki juga mulai terasa pegal. Akhirnya dengan penuh perjuangan, saya pun berhasil melalui tanjakan. Kemudian turun dan menikmati angin sepoi-sepoi. 

Setelah berhasil melewati tanjakan maut, perjalanan menuju finish terasa lebih lambat dari pada saat baru start. Energi sudah terkuras. Saya pun hanya menggenjot sangat santai. Di perjalanan saya tersenyum saat tau ada teman pesepeda saya yang tadinya dibelakang, ternyata sekarang di depan. Ternyata dia memotong jalan, hihihi. Dengan segenap perjuanga, saya pun akhirnya sampai finish.

Nafas engos-engosan. Saya pun tak mampu berbicara banyak. Ketika mas Tauhid dan om Rahab melawak, saya hanya bisa tersenyum. Sepertinya saya sudah sampai batas maksimum. 

Hal itu mulai terasa saat menjelang siang. Kepala saya mulai terasa berat, penglihatan mulai kunang-kunang, badan lunglai. Saya pun sempat ingin medical check up, namun karena antusias para peserta begitu banyak, saya tak jadi ikutan. Saya lebih memilih mampir ke salah satu stand jajajan, membeli air kelapa muda. Alhamdulillah, memberikan sedikit energi.

Air kelapa muda, pengisi energi dikala lelah (dokpri).
Air kelapa muda, pengisi energi dikala lelah (dokpri).
Acara masih panjang berjalan dan saya sudah merasa ingin melambaikan tangan ke kamera. Ketika para peserta fun bike sangat antusias mengikuti berbagai tantangan dari para panitia, saya hanya mampu duduk melihat di karpet penonton. 

Hingga akhirnya saya baru menulis acara ini sekarang karena badan baru mulai sehat. Hikmah kedua, saat berolahraga, perhatikan kondisi badanmu, jangan memaksakan diri dan ketahui batas maksmimumnya. Karena berolahraga itu biar badan bugar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun