Setelah berhasil melewati tanjakan maut, perjalanan menuju finish terasa lebih lambat dari pada saat baru start. Energi sudah terkuras. Saya pun hanya menggenjot sangat santai. Di perjalanan saya tersenyum saat tau ada teman pesepeda saya yang tadinya dibelakang, ternyata sekarang di depan. Ternyata dia memotong jalan, hihihi. Dengan segenap perjuanga, saya pun akhirnya sampai finish.
Nafas engos-engosan. Saya pun tak mampu berbicara banyak. Ketika mas Tauhid dan om Rahab melawak, saya hanya bisa tersenyum. Sepertinya saya sudah sampai batas maksimum.Â
Hal itu mulai terasa saat menjelang siang. Kepala saya mulai terasa berat, penglihatan mulai kunang-kunang, badan lunglai. Saya pun sempat ingin medical check up, namun karena antusias para peserta begitu banyak, saya tak jadi ikutan. Saya lebih memilih mampir ke salah satu stand jajajan, membeli air kelapa muda. Alhamdulillah, memberikan sedikit energi.
![Air kelapa muda, pengisi energi dikala lelah (dokpri).](https://assets.kompasiana.com/items/album/2016/12/02/img20161127101259-584174ed5497739b06c4cde8.jpg?t=o&v=555)
Hingga akhirnya saya baru menulis acara ini sekarang karena badan baru mulai sehat. Hikmah kedua, saat berolahraga, perhatikan kondisi badanmu, jangan memaksakan diri dan ketahui batas maksmimumnya. Karena berolahraga itu biar badan bugar.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI