Bersepeda merupakan alat transportasi yang bebas polusi. Namun sayangnya tidak banyak orang yang menggunakannya. Selain itu bersepeda juga merupakan alat olahraga yang bisa dipakai oleh segala umur dan menyenangkan. Pak Iskandar, pesepeda yang hadir dalam acara fun bike pop up playground sienta memberikan tips bagaimana cara bersepeda biar bugar.Â
Kata Pak Iskandar, cara bersepeda biar bugar yaitu jangan kurang waktu tidur sebelum bersepeda, jangan lupa sarapan dan perhatikan denyut nadi. Beliau pun mengajari cara menghitung denyut nadi. Cara menghitungnya yaitu 220-umur. Misalkan umur anda 25 tahun, berarti 220-25= 195/ menit. Itu adalah denyut nadi maksimal.Â
Saat pemanasan kisaran denyut nadinya adalah 50-60% dari denyut nadi maksimal. Untuk bersepeda jarak jauh denyut nadinya kisaran 60-70%. Untuk bersepeda cepat kisaran 70-80% dari denyut nadi maksimal. Bagi pemula, jangan lebih dari 70% denyut jantung.
Kemudian kalau napas engos-engosan, maka energi yang digunakan dari daerah anaerobik seperti otot. Kalau kita sudah gak bisa ngomong, berarti itu sudah mendekati maksimum. Kalau melewati itu maka bisa kelelahan tingkat tinggi dan terkena gangguan hati. Kalau mau gampang mengetahui denyut nadi dan kondisi tubuh saat bersepeda, bisa pakai detektor.
Matahari sudah bangun dari tidurnya, kami para kompasianer telah tiba di Mall Sumarecon. Awalnya saya kira hanya akan meliput acara Pop Up Sienta Playground, tetapi ternyata ikut bersepeda. Setelah regristasi kepanitia, kami pun memilih tunggangan kami.Â
"Fun Bike yang akan dilakukan berjarak 7 km" kata panitia. Mendengar hal itu, saya begitu bersemangat untuk bersepeda. Menurut saya, jarak yang tidak begitu jauh namun juga tidak begitu dekat. Pastinya saya akan berkeringat.Â
Tapi pagi ini, badan saya sedikit merinding. Angin sepoi-sepoi yang menyapa tubuh, membuat saya sedikit goyah. Sepertinya saya sedikit meriang. Namun semangat kawan-kawan pagi itu membuat saya tak mau kalah.
Genjotan demi genjotan berjalan baik. Tak ada gangguan selama perjalanan. Namun di tengah perjalanan ternyata ada tanjakan yang cukup panjang. Ternyata ada tantangannya toh. Saya pun melaju dengan perjuangan. Sambil menanjak saya menyemangati para kompasianer yang mulai menuntun tungganggannya. Tak terasa, keringat mulai mengucur dari kepala. Syukurnya, saat turunan, saya menikmati angin sepoi-sepoi (ah.. segarnya).Â
Saya pun kembali menggenjot sepeda. Ternyata trek sepedanya memutar. Saya akan kembali menghadapi tanjakan panjang tersebut. Tapi kali ini rasanya lebih menantang. Tanjakannya tetap sama, namun rasanya berbeda. Saya sampai harus menggenjot sambil berdiri untuk melewati tanjakan kali ini. Kaki juga mulai terasa pegal. Akhirnya dengan penuh perjuangan, saya pun berhasil melalui tanjakan. Kemudian turun dan menikmati angin sepoi-sepoi.Â