Waktu sudah menunjukkan pukul 14.30 WIB, namun saya masih berada di Shuttle Bus menuju lokasi nangkring. Setelah keluar tol, jalan menuju ICE BSD lumayan macet. Dari pada bete, coba cek di twitter, hashtag #NangkringKGFest2016 sudah masuk trending topik. Inilah kehebatan para kompasianer, selalu bisa membuat trending topik.Â
Sambil baca tweet para kompasianer, akhirnya ikutan ngetweet di bus.Â
Siapapun bisa menulis, tak harus wartawan. Warga biasa juga bisa menulis. Salah satu media untuk menulis bagi warga adalah Kompasiana. Setiap hari ada 800 tulisan yang masuk di Kompasiana. Kalau dihitung, setiap 1 menit 48 detik akan tampil  tulisan baru.
Kalau seakan dunia ini gelap, menulislah yang mencerahkan.
Tantangan menulis adalah bagaimana tulisan itu bisa dibaca. Maklum tingkat baca Indonesia itu rendah. Kang Maman menjelaskan, dari 1000 orang hanya 1 orang yang memiliki minat baca.
Menulis adalah merepresentasikan diri. Tetapi jangan lupa ada orang lain yang membaca.
Diatas adalah tweetan saya di bus. Merangkum dari berbagai tweetan para kompasianer. Waktu menunjukkan pukul 15.00 WIB, saya pun tiba di lokasi nangkring. Kata yang saya dengar pertama kali setelah saya berhasil duduk yaitu
Menulis itu harus mencintai topik yang kita tulis -Yayat.Â
Ya, kita tahu mba Yayat, Kompasianer of The Year 2016 ini merupakan pecinta Valentino Rosi. Pembalap yang di juluki The Doctor ini sekan sudah menjadi bagian dari dirinya. Setiap race yang dilakukan The Doctor tak pernah ketinggalan ditontonnya dan ditulisnya di Kompasiana. Kalau saya ketinggalan menonton Moto GP, tinggal buka saja Kompasiana, membaca tulisan Mba Yayat. Walaupun memang hampir selalu sudut pandang yang diambil mba Yayat, dari sisi Rosi. Kecintaan kepada Rosi dan Moto GP inilah yang membuat Mba Yayat terkenal sebagai Nyonya Vale.Â
Tapi ada hal yang saya pelajari dari Nyonya Vale. Beliau seringkali datang ke acara Nangkring. "Selain menulis di online, bergaulah di offline. Kita harus gagah di dunia maya dan gagah di dunia nyata."Â katanya.
Menulis itu bahasa rasa. Boleh jadi spesialis, boleh jadi generalis -Kang Maman.
Kata Kang Maman, baik generalis ataupun spesialis memiliki kelebihan sendiri-sendiri. Jika menjadi spesialis, maka dia akan sangat menguasai apa yang dia tulis, sehingga pembahasan dalam tulisannya sangat mendalam. Jika menjadi generalis, maka dia akan menjadi orang yang tahu banyak hal, walaupun tidak secara mendalam. Tapi balik lagi kata Kang Maman, semua itu pilihan. Pilihlah mana yang membuat kamu nyaman.
Kang Maman juga mewajibkan Iqro (Read).  Membaca itu membuka cakrawala sehingga kita mampu menulis. Kedua adalah riset. Riset penting untuk memastikan data yang ada adalah benar dan bisa dipertanggungjawabkan sehingga tulisan benar-benar reliable. Selanjutnya adalah reflecting, menulis harus sesuai dengan diri penulis. Terakhir, Write. Menulislah dengan jujur.Â
Banyak manfaat yang bisa dirasakan dari menulis. "Menulis itu supaya kita terus berfikir" kata Mba Yayat.  Selain itu dengan menulis bisa membuka berbagai peluang. Baru-baru ini, beliau diundang oleh Malaysia untuk datang ke Fashion Show disana. Jadi setelah meliput race Moto GP di Sepang, besoknya mba Yayat meliput Fashion Show. Beliau menjelaskan bahwa di Malaysia, tidak ada perbedaan antara blogger dan wartawan. Blogger mempunyai hak yang sama dengan wartawan.
Mas Isjet (Iskandar Zulkarnaen, Asisten Manager Kompasiana) menjelaskan bahwa menulis itu bisa mendapatkan duit. Sebagai blogger, ada dua cara mendapatkan duit, yaitu dari konten dan dari iklan. Selain duit, menulis juga dapat memberikan efek luas. Contoh, banyak tulisan di kompasiana yang disitir oleh media lain. Bahkan ada tulisan yang menjadi pertimbangan bagi kebijakan pemerintah.
Blogger Butuh Perlindungan?
Kita tahu bahwa blogger tidak ada organisasi resmi yang melindungi dan memiliki kekuatan untuk melindungi hak-hak blogger, berbeda dengan halnya wartawan. Kang Maman pun memberikan saran untuk membuat organisasi untuk melindungi blogger. Mungkin Kompasiana bisa menjadi pelopornya. Karena kata Kang Maman, Makin kesini blogger makin dihargai. Terutama blogger yang tulisannya bagus yaitu yaitu tidak membohongi dan sesuai fakta dan data.
Mas Isjet pun mengatakan, pada waktunya blogger dan jurnalis di Indonesia akan sama. Wadah advokasi blogger menjadi satu hal yang perlu dibicarakan. Namun para blogger harus bisa memisahkan jensi tulisannya, apakah tulisan itu untuk kepentingan iklan atau original pribadi blogger.Â
Hikmah dari Nangkring Kali Ini?
Selalu ada hikmah dari setiap pertemuan. Dari Nangkring kali ini saya mengambil hikmah, teruslah menulis dan menulislah dengan jujur, lalu rasakan manfaatnya. Terakhir, Tulis itu harus tulus. Modusnya itu bonus -Kang Maman.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H