Aku lihat sekitar, baru sadar bahwa ku hanya seorang diri. “Aku menunggu seseorang.”
“Pria?”
“Iya, pria bermata cokelat, tinggi 170 cm, berbadan atletis.”
“Kau pulang saja. Dia sudah di rumah.”
Awan putih mulai menghitam. Suara guntur menyelonong ke dalam telinga, menusuk pintu hati.
“Benarkah, tahu dari mana kau?”
“Rahasia. Lihat hujan akan turun. Pulanglah! Kau boleh membawaku. Aku ini hadiah darinya untukmu.”
Setetes demi setetes air turun dari langit. Semakin deras, hingga airnya meluncur layaknya aliran sungai. Melunturkan harapan tuk bertemu seseorang.
Apa maksudnya semua ini? Apakah kau sedang mengujiku, sayang?
“Hei bunga kembang sepatu, tolong kirimkan pesan padanya. Aku tak akan pulang sendiri. Angin kencang tak mampu meniupku. Hujan deras tak mampu menjatuhkanku. Aku rela jika duri tubuhmu jatuh menggores kulitku. Aku akan tetap menanti seperti pelangi dan setia menunggu hujan reda.”
Note: Karya ini diikutsertakan dalam rangka mengikuti Event Romansa September RTC