Tak ada lagi jaring.
Tempat tidurnya, tak senyaman pasir tepi pantai.
Kopinya pun tak seenak kopi laut.
Penuh ampas  dan sedikit air.
Rasa hambar dan tak segar.
Â
Manusia laut. Apa inginmu?
Kami ini, biasa terombang-ambing dalam ombak samudra. Biasa melawan badai.
Namun kini, kami tertindas oleh batu daratan. Aspal hitam panas, yang dikirim langsung dari langit.
Kami protes kepada manusia darat. Namun apa kata manusia darat?
Kalau kau berani. Lawan saja manusia langit.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!