Mohon tunggu...
Yogi Setiawan
Yogi Setiawan Mohon Tunggu... Freelancer - Aku adalah

Pemuda yang penuh semangat, senang berbagi dan pantang menyerah. Mulai menulis karena sadar akan ingatan yang terbatas. Terus menulis karena sadar saya bukan anak raja, peterpan ataupun dewa 19.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Manusia Laut

14 April 2016   12:41 Diperbarui: 14 April 2016   13:13 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tak ada lagi jaring.

Tempat tidurnya, tak senyaman pasir tepi pantai.

Kopinya pun tak seenak kopi laut.

Penuh ampas  dan sedikit air.

Rasa hambar dan tak segar.

 

Manusia laut. Apa inginmu?

Kami ini, biasa terombang-ambing dalam ombak samudra. Biasa melawan badai.

Namun kini, kami tertindas oleh batu daratan. Aspal hitam panas, yang dikirim langsung dari langit.

Kami protes kepada manusia darat. Namun apa kata manusia darat?

Kalau kau berani. Lawan saja manusia langit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun