Mohon tunggu...
Yogi Setiawan
Yogi Setiawan Mohon Tunggu... Freelancer - Aku adalah

Pemuda yang penuh semangat, senang berbagi dan pantang menyerah. Mulai menulis karena sadar akan ingatan yang terbatas. Terus menulis karena sadar saya bukan anak raja, peterpan ataupun dewa 19.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Hemat dan Sehat dengan Bersepeda

25 Maret 2016   21:44 Diperbarui: 25 Maret 2016   22:21 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

[caption caption="Pada jam-jam berangkat atau pulang kerja, padatnya jalanan tak terhindarkan. Bersepeda bisa menjadi salah satu solusi untuk mengurangi padatnya kendaraan bermotor. Sehingga polusi udara dan penggunaan energi BBM dapat berkurang (Foto: iberita)."][/caption]

Biaya hidup yang serba mahal, membuat kegiatan berhemat menjadi penting. Berhemat bukan hanya bermanfaat untuk orang lain tapi juga untuk lingkungan. Salah satu cara berhemat adalah dengan bersepeda.

Jejak saya bersepeda

Waktu SD saya suka sekali berkeliling jalanan menggunakan sepeda. Bahkan dulu sempat punya “geng” sepeda.

Saat SMP tidak lagi sesering SD untuk bersepeda. Hanya sabtu atau minggu waktunya bersepeda. Sempat ada keinginan untuk bersepeda dari rumah ke sekolah. Namun tak diizinkan orang tua. Lagi pula waktu itu saya masih agak malu untuk bersepeda ke sekolah.

SMA kelas 2, saya meyakinkan diri untuk bersepeda ke sekolah. Ada dua teman dan dua adik kelas yang tertarik mengikuti jejak saya ini. Saat ke rumah teman, bahkan pergi nonton bioskop pun naik sepeda. Setelah pulang nonton, ternyata tidak bayar parkir, karena memang belum ada tarif parkir sepeda untuk di mall.

Ketika kuliah saya tidak lagi bersepeda. Kendaraan bermotor roda dua menjadi pilihan. Cepat memang menggunakan motor, namun saya merasa ada yang hilang, yaitu kebugaran. Saya tak lagi sebugar saat SMA. Sulit bagi saya mengatur waktu olahraga antara aktivitas kuliah, organisasi, dan juga mengajar les privat.

Bersepeda membantu saya berhemat. Pertama berhemat waktu. Kedua berhemat uang.

Saat SMA, jarak rumah-sekolah 3-4 km. Naik angkutan umum butuh waktu rata-rata 30 menit. Tergantung dapat angkutannya cepat atau tidak. Jika bersepeda cukup 10 menit sudah sampai di sekolah.

Uang saku saya saat SMA Rp 10.000 perhari. Biaya naik angkutan umum Rp 4000 pergi-pulang. Berarti saya hanya punya uang Rp 6000 untuk jajan. Dengan uang segitu, saya bisa jajan bubur atau ketoprak Rp 5000 dan air mineral dua gelas. Bahkan sat kelas 3 SMA harga bubur dan ketoprak naik jadi Rp 6000. Sehingga saya mesti bawa air mineral dari rumah.

Beruntung saya naik sepeda. Uang Rp 4000 untuk angkutan umum bisa saya tabung. Dalam sebulan 4000 x 20 (hari sekolah) = RP 80.000. Berarti tabungan saya dalam satu semester berjumlah Rp 480.000. Uang tabungan itu bisa saya belikan kaos kesukaan ataupun berlibur dengan teman-teman di akhir semester.

Saat kuliah pengeluaran saya untuk bensin sepeda motor rata-rata Rp 100-150 ribu. Belum termasuk biaya servis ini-itu. Jika naik kendaraan umum Rp 4000. Berarti untuk pulang-pergi membutuhkan uang Rp 8000. Dalam satu bulan Rp 8000 x 20 (hari kuliah) = Rp 160.000. Andaikan saya pergi kuliah naik sepeda, saya bisa menghemat Rp 100-160 ribu.

Sebentar lagi saya segera lulus kuliah dan akan masuk dunia kerja. Saya pun tidak tahu akan bekerja di wilayah mana. Andaikan saya bekerja di wilayah perkantoran Jalan Sudirman, Jaksel. Wilayah sepanjang Jalan Sudirman adalah wilayah macet ketika jam pulang kerja. Ketika lagi padat-padatnya, kecepatan mobil dengan pejalan kaki hampir sama. Kemacetan itu selalu membuat kesal. Jika ingin naik transjakarta atau KRL dari stasiun sudirman, dua transportasi ini sangat padat orang. Empet-empetan tak bisa dihindarkan.

Untuk biaya angkutan umum, saya membutuhkan Rp 8000 untuk sekali berangkat, karena mesti dua kali naik kendaraan. Berarti biaya tranportasi dalam sehari Rp 16.000, dalam sebulan Rp 320.000, dalam setahun Rp 3.840.000. Jika naik sepeda, dalam setahun bisa berhemat Rp 3.840.000. Lumayan juga ya.

Resolusi 2016

[caption caption="Doakan ya kawan-kawan. Semoga resolusi saya bisa tercapai. Aamiin... (Foto:pribadi)."]

[/caption]

Salah satu resolusi saya di tahun 2016 adalah punya sepeda baru dan bisa ke tempat kerja dengan bersepeda. Jalan untuk mewujudkan resolusi itu mulai terbuka. Ada Blog Competition: Wimcycle sepeda terbaikku. Di dalam hati saya sangat gembira. Saya harus ikutan. Namun ada pertanyaan yang saya pikirkan. Apa benar wimcycle merupakan sepeda terbaik? Pertama saya buka website wimcycle. Ternyata banyak sekali macam sepedanya. Kedua saya masih tidak yakin mengenai kualitasnya, ternyata banyak penghargaannya dan sudah di ekspor keluar negeri. Ketiga saya buka chat forum sepeda di berbagai media online, ternyata banyak pengguna wimcycle yang puas dengan kualitasnya. 

Inilah mengapa saya tertarik dengan sepeda wimcycle?

1. Karena saya orangnya suka berhemat, saya pilih wimcycle. Harga sepeda wimcycle terjangkau di kantong saya dan kualitasnya tidak kalah dengan produk sepeda dalam dan luar negeri.

2. Karena wimcycle peduli lingkungan. Wimcycle mendukung kegiatan aksi bebas kendaraan “Car free day” selama kurang lebih 12 tahun (2002-2014). Di tahun 2014 mendapatkan penghargan dari BPLHD Jakarta karena dukungannya. Cek disini.

3. Karena wimcycle mempunyai produk sepeda yang lengkap. Dari sepeda kecil beroda tiga untuk balita hingga untuk dewasa. 

4. Wimcyle bukan lagi kualitas nasional. Tetapi juga kualitas internasional. Terbukti sepeda wimcycle telah diekspor ke 20 negara.

5. Penghargaannya pun sudah banyak didapatkan oleh wimcycle. Cek.

6. Masih banyak lagi yang membuat saya tertarik. Namun saya tak mau berpanjang-panjang. Jika teman-teman mau tau lebih lengkap tentang wimcycle cek aja di http://wimcycle.com/

[caption caption="Nih salah satu contoh sepeda wimcycle yang keren (Foto:sepedapancal)."]

[/caption]

Yuk Bersepeda 

Ketika jalan tak lagi bisa dibangun dan penuh sesak kendaraan. Ketika badan tak lagi sebugar dahulu. Ketika harga-harga semakin meningkat. Maka bersepeda adalah cara untuk mengatasinya. Yuk bersepeda. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun