[caption caption="Ternyata kita bisa mengambil pelajaran dari kegiatan nonton bareng, yaitu keikhlasan, (foto: Yogi Setiawan)."][/caption]
Akhirnya kesampean juga nonton bareng milanisti. Pertandingan antara AC Milan vs Genoa (14/02). Kebetulan tempat nonton bareng tak jauh dari rumah yaitu di Parkiran GOR Bulungan, Jakarta Selatan. Ternyata dari nonton bareng ini ada pelajaran yang bisa kuambil.
Cuaca saat itu hujan rintik-rintik. Aku pergi tak membawa motor. Maklum baru di cuci motornya, sayang kalau kotor lagi. Ku putuskan untuk pergi dengan jalan kaki. Kurang lebih 4-5 km jarak dari rumah ke GOR Bulungan.
Di salah satu perempatan jalan, ada mas-mas yang naik motor sendiri. “Mas mau kemana?” tanyaku. “Mau ke Apotik .... “Boleh nebeng?” aku minta izin. “Boleh”.
Akhirnya ku menumpang motornya. Dan aku turun di pertigaan jalan. Kurang lebih dari pertigaan itu jaraknya 2 km lagi ke GOR Bulungan. Ku lanjutkan dengan jalan kaki. Sepanjang perjalanan, ku berpikir, kok mau ya mas-mas tadi padahal tidak kenal aku, mau memboncengi. Inilah tanda masih banyak orang baik di Jakarta.
Setelah sampai di GOR, aku sholat Isya dulu, baru kemudian berkumpul bersama milanisti. Saat aku nonton, skor pertandingan 1-0 untuk AC Milan dan sudah masuk babak kedua.
Saat itu cuaca masih hujan rintik-rintik. Tapi tak menyurutkan suporter AC Milan ini untuk mendukung tim kesayangannya. Mereka pun berdiri menonton pertandingan selama 2x45 menit. Inilah yang namanya kalau sudah jadi pendukung setia. Aku jadi teringat teman Ahok yang saat ini katanya sudah mengumpulkan 700.000 KTP untuk mendukung Ahok.
Di pojok kanan tempat nobar, ada sekelompok milanisti yang tak henti-hentinya bernyanyi ala tifosi milanisti di Itali. Padahal kalau kupikir-pikir, pemain AC Milan tak akan dengar nyanyian mereka. Untuk apa mereka nyanyi-nyayi? Ikhlas sekali mereka bernyanyi hingga akhir pertandingan, renungku.
Serunya adalah ketika gol terjadi. Honda menendang bola dari jarak jauh dengan kaki kirinya. Tak disangka tendangannya menembus kekokohan penjaga gawang Genoa. Semua berteriak sekeras-kerasnya. Tak ada yang ngomel-ngomel karena keberisikan. Beda kalau nonton bola dirumah sendirian.
Dibalik kegembiraan itu, ada satu perempuan dibelakangku yang diam-diam kuperhatikan. Dia bersama pacarnya. Sedari tadi aku melihatnya dia lebih sering melihat layar HP dari pada layar besar di depan. Ketika kulihat HP nya mati karena lowbet, lagi-lagi dia lebih sering memperhatikan aspal hitam dari layar besar. Lagi-lagi aku pikir, inilah yang namanya ikhlas. Menemani kegiatan pacar, walaupun dia tak suka dengan kegiatan itu. Ternyata tak hanya laki-laki saja yang kadang bosan menemani istri ataupun pacarnya yang sangat asik ketika pergi berbelanja.
Tak kusangka, ketika kita mencoba sedikit saja peduli akan kegiatan-kegiatan kita yang sederhana, ternyata kita bisa mengambil pelajaran darinya. Semoga diri ini bisa terus belajar dan mengambil hikmah dari setiap aktivitas kehidupan.