Mohon tunggu...
Ni Wayan Shinta Purnamasari
Ni Wayan Shinta Purnamasari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa / Universitas Mercu Buana

Ni Wayan Shinta Purnamasari, NIM 43223010165, Prodi S1 Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Dosen Pengampu: Prof. Dr. Apollo Daito, S.E., Ak., M.Si., CIFM., CIABV., CIABG

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kebatinan Mangkunegaraan IV pada Upaya Pencegahan Korupsi dan Transformasi Memimpin Diri Sendiri

30 November 2024   00:37 Diperbarui: 30 November 2024   00:37 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Angrasa Kleru

Prinsip ini menekankan pentingnya integritas dan keberanian moral. Angrasa Kleru mengajarkan bahwa seorang pemimpin harus memiliki keberanian untuk mengakui kesalahan, mengakui kekurangan atau kebodohan yang mungkin dimiliki. Kemudian bertanggung jawab atas segala tindakan, baik yang berhasil maupun yang gagal. Dalam tradisi Jawa, mengakui kesalahan adalah sifat ksatria yang menunjukkan keluhuran budi seorang pemimpin. Dengan sikap ini, pemimpin akan mendapatkan kepercayaan rakyatnya karena ia dianggap jujur dan bertanggung jawab.

Bener Tur Pener

Prinsip ini membedakan antara bener (benar secara umum) dan pener (benar pada tempat dan waktu yang sesuai). Bener berarti tindakan atau keputusan yang sesuai dengan aturan, nilai, dan kebenaran universal. Pener menekankan bahwa kebenaran tersebut harus diterapkan secara tepat sesuai dengan konteks dan situasi. Dalam kepemimpinan, Bener Tur Pener menunjukkan bahwa seorang pemimpin tidak hanya harus adil dan bijaksana, tetapi juga mampu membaca situasi dan bertindak secara proporsional. Kebenaran yang tidak diterapkan dengan tepat waktu atau tempat bisa kehilangan nilainya.

Gambar 7 Dokpri TB2 Etik
Gambar 7 Dokpri TB2 Etik

Kategori Kepemimpinan Mangkunegaran IV

Kategori kepemimpinan yang dimaksud menegaskan pada nilai-nilai moral dan filosofi yang diajarkan Mangkunegara IV dalam menjalankan peran kepemimpinannya. Konsep-konsep ini tidak hanya menjadi panduan pribadi, tetapi juga teladan bagi para pemimpin dalam berbagai konteks. Menurut Mangkunegara IV, terdapat empat kategori kepemimpinan:

Aja Kagetan (Jangan Mudah Kaget dengan Realitas)

Prinsip ini mengajarkan pentingnya ketenangan dan kedewasaan dalam menghadapi segala bentuk perubahan, tantangan, atau situasi yang tak terduga. Seorang pemimpin harus bisa tetap tenang dan tidak mudah panik saat menghadapi masalah besar. Bersikap bijaksana dan mengambil waktu untuk merenungkan solusi terbaik. Mampu beradaptasi dengan berbagai kondisi, baik dalam situasi yang penuh tekanan maupun perubahan drastis. Pemimpin yang baik adalah mereka yang tidak mudah terkejut atau kehilangan kendali dalam menghadapi realitas kehidupan, melainkan menjadikannya peluang untuk bertindak bijaksana.

Aja Dumeh (Jangan Mentang-mentang atau Sombong)

Prinsip ini mengajarkan kerendahan hati dan menghindari sikap arogan. Dalam konteks kepemimpinan, Aja Dumeh memiliki  arti tidak menggunakan kekuasaan atau wewenang untuk berbuat sewenang-wenang. Tidak sombong atau merasa lebih unggul dibandingkan orang lain. Mengingat bahwa kekuasaan hanyalah amanah, bukan hak yang mutlak. Pemimpin harus selalu rendah hati, tidak memanfaatkan jabatannya untuk kepentingan pribadi, dan memahami bahwa kepercayaan yang diberikan kepadanya adalah tanggung jawab besar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun