Budaya politik partisipan (participant political culture), yaitu budaya politik yang ditandai dengan kesadaran politik sangat tinggi.
Dalam kehidupan masyarakat, tidak menutup kemungkinan bahwa terbentuknya budaya politik merupakan gabungan dari ketiga klasifikasi tersebut di atas. Oleh karena itu, isu-isu suku, etnis, agama, dalam serangan terhadap lawan politik, sedikit menggangu masyarakat dalam hal ikut memahami politik dan ikut andil dalam mencerdaskan diri terhadap politik itu sendiri.
Lalu, bagaimana, jika, masayarakat malas terlibat dalam politik ?
Sebut saja, budaya politik parokial, sudah masyarakat pendidikannya rendah, tidak ikut aktif dalam pemilihan, acuh terhadap politik, dan blaa....
Bagaimana mungkin, masyarakat akan memahami dan ikut berpartisipasi dalam politik, bila politik itu membuat masyarakat jenuh dan lelah akan isu-isu yang bernuansa politik.
Bisa, malah masyarakat dibuat cerdas dan memahami politik itu secara sederhana, dengan isu-isu dan fakta yang dibuat benar. Masyarakat akan melihat program, tegas kepemimpinannya, mulai dari kebijakan pemerintahnya, dan hal lainnya, atau melihat pekanya pemimpin itu terhadap permasalah sosial, sebut saja, perihal tempat tinggal, pelayanan terpadu, persediannya transportasi, dan banyak lagi permasalahan sosial yang mungkin bisa sedikit demi sedikit diperbaiki oleh pemimpin tersebut.
Oleh karena itu, marilah kita sebagai masyarakat jangan bingung atau ragu terhadap pilihan kita, siapa pun pemimpinnya, ketika kita sudah yakin dan mantap pilihlah dengan hati dan nurani yang bersih. Lepaskan beban yang buruk akan pemimpin itu.
Saya dalam penulisan ini tidak memihak kepada Ahok, saya hanya memberikan argumen saya terhadap isu diatas, sehingga bagaimana kita bisa atau ikut tergabung dalam mencerdaskan masyarakat dalam hak nya untuk ikut memilih pemipin. Dengan harapan, tidak ada lagi masyarakat yang buta terhadap politik negeri ini.