Pasar Penunjang Ekonomi Indonesia
Sabtu, (3/10), Kondisi Sore di Pasar Pagi Arengka. Menunggu senja seorang pekerja sedang beristirahat di bawah pohon yang rimbun.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini memang sedang mengalami peningkatan yaitu 4-5 % sedangkan deflasi hampir 2 % seperti yang di jelaskan gubernur BI (Bank Indonesia). Tapi, saat ini Indonesia sedang mengalami penurunan nilai tukar rupiah terhadap dollar yang hampir menyentuh angka 15.000. Lalu, bagaimana pemerintah dalam hal ini memberikan solusi dan kebijakannya agar pelemahan ekonomi tidak berdampak kepada masyarakat luas. Pada September lalu, Pemerintah Pusat (Presiden) mengumumkan kebijakan ekonomi jilid 1.
Kebijakan itu meliputi tiga hal besar, yakni meningkatkan daya saing industri, mempercepat proyek strategis nasional, dan mendorong investasi di sektor properti.  Integrasi kebijakan ini diharapkan dapat menggerakkan mesin pertumbuhan ekonomi, antara lain dengan mendorong percepatan belanja pemerintah dan melakukan langkah penguatan neraca pembayaran. Selain itu, kebijakan ini supaya dapat mengendalikan komoditas pokok, seperti pangan dan bahan bakar minyak (BBM) serta pemberian kredit usaha rakyat (KUR) untuk menggerkan usaha mikro karena suku bunga yang diberikan rendah.
Itu pun tidak cukup untuk mengurangi pelemahan ekonomi saat ini. Lalu, Jokowi pun terus memantau dan mempercepat proyek-proyek pembangunan di desa, seperti waduk, irigasi, dan proyek pembangunan pabrik. Proses percepatan izin tempat, penyelesaian masalah tata ruang, mempercepat pengadaan barang dan jasa serta memberikan kemudahan hukum. Â
Beberapa kebijakan ekonomi jilid 1 pun di rasa kurang memuaskan oleh beberapa pengamat ekonomi dan pakar ekonomi Indonesia. Isu tentang paket kebijakan ekonomi jilid 2 pun terus beredar di masyarakat. Pada akhirnya, kebijakan ekonomi jilid 2 resmi di umumkan, Selasa (29/9/2015). Paket jilid 2  kali ini  lebih ringkas terkhusus pada sektor industri, keuangan, dan ekspor. Paket kedua diharapkan memulihkan dan membantu daya beli masyarakat. Paket itu diharapkan dapat menguatkan nilai tukar rupiah dengan beberapa paket kebijakan yang diluncurkan BI dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Dua kebijakan diatas baik kebijakan ekonomi jilid 1 dan 2 yang mempunyai fokus masing-masing dapat menggerakan ekonomi baik itu makro dan mikro.Â
Pasar tradisional di atas merupakan salah satu contoh penggerak ekonomi mikro di Indonesia sehingga perlu tindakan serius pemerintah untuk ikut serta dalam pemberian modal atau pembuat kebijakan. Oleh karena itu, pasar juga penting dalam perekonomian Indonesia untuk saat ini dan masa mendatang.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H