Gadis yang sedang dilarikan ke UGD itu adalah Adik dari Airi Tachibana, seorang gadis pelajar yang kemudian bekerja keras untuk membantu ibunya mengumpulkan uang untuk menjalani pengobatan.
"Maafkan Ibu ya nak... Karena sudah merepotkanmu, ibu merasa gagal menjadi orang tua," ucap ibunya kepada Airi.
Disclaimer: Novel ini merupakan karya dari Wayan Kanade sebagai penulis. Segala kesamaan nama tempat dan tokoh dalam cerita ini dengan yang sebenarnya adalah kebetulan belaka.
Setelah kepergian sang suami, ibu mereka, Rini Tachibana, berjuang sendiri untuk menghidupi keluarga. Keluarga ini awalnya harmonis, tetapi tiba-tiba Alin Tachibana, adik Airi, terkena penyakit autoimun langka yang memerlukan biaya pengobatan besar. Untuk meringankan beban ibunya, Airi memutuskan untuk meninggalkan kehidupan pelajar dan mencari pekerjaan di sebuah restoran.
Pada saat itu, seorang senior di tempat kerjanya yang baik hati, Furude, memintanya untuk mengantarkan minuman ke pria di ujung meja. Namun, ketika Airi sedang melayani pria itu, sebuah kecelakaan terjadi.
"Apa-apaan ini?!" Pria itu teriak marah ketika Airi tanpa sengaja menumpahkan minuman ke atasnya.
Dengan panik, Airi berulang kali meminta maaf, tapi pria itu tidak mendengarkannya. Tanpa disadari oleh Airi, minuman yang tumpah itu juga mengenai sebuah jam klasik yang dipakai oleh pria itu.
"Ini adalah benda warisan dari Kakek saya yang bernilai ratusan juta, kamu sudah menumpahkan air ke pakaian saya dan membasahi jam mahal ini," ucap pria itu dengan nada tajam.
Melihat kerusakan yang terjadi, Airi merasa ngeri. Dia tahu bahwa dia telah membuat kesalahan besar dan mungkin tidak akan mampu membayar ganti rugi yang diminta oleh pria tersebut.
"Tuan, saya sungguh-sungguh minta maaf atas kejadian ini. Saya tidak bermaksud membuat kerusakan apa pun," ucap Airi dengan penuh penyesalan.
Pria itu menatap Airi dengan tatapan tajam, mencoba menilai apakah permintaan maafnya tulus atau tidak. Setelah beberapa saat, dia menjawab dengan suara dingin, "Maaf tidak akan memperbaiki kerusakan ini. Jam ini sangat berharga bagi saya dan tidak mudah diganti."
Jantung Airi berdebar keras. Dia tahu bahwa dia tidak memiliki cukup uang untuk membayar jam tersebut, apalagi dengan biaya pengobatan adiknya yang terus bertambah. Tanpa disadarinya, Airi mengucapkan kata-kata yang akan mengubah hidupnya selamanya, "Tuan, saya akan melakukan apa pun yang Anda minta, asalkan saya bisa mengganti rugi."
Pria itu tersenyum sinis, mengetahui bahwa dia memiliki kekuatan atas Airi. "Baiklah, kita akan membuat perjanjian kontrak. Kamu akan menjadi pacar palsu saya selama beberapa bulan, dan saya akan menghapus hutangmu."
Airi terdiam. Dia tahu bahwa ini adalah kesepakatan yang tidak mudah, tetapi dia juga tahu bahwa dia tidak memiliki pilihan lain. Dengan gemetar, dia menyetujui kesepakatan itu, tidak menyadari bahwa dia telah menjual dirinya kepada bos yang kejam.
Namun, ketika Airi kembali ke rumah, dia tidak bisa membawa diri untuk menceritakan perjanjiannya kepada ibunya. Ia takut ibunya akan kecewa padanya, bahkan lebih dari sebelumnya. Airi gemetar saat melihat nomor telepon yang tertulis di selembar kertas: "Takeya Mitsue."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H