image : google
Awalnya dari pengalaman teman yang diceritakan kepada saya, dan oleh karena Tuhan menganugerahi saya sifat sok tahu kepada saya, akhirnya saya mampu menangkap makna dari cerita tsb, dan menjadikan tulisan yang sekarang sedang anda baca.
Ceritanya begini,
**
Ketika mau berangkat kerja, panggil saja namanya (Maman) sudah tau kalau bahan bakar di motornya tinggal sedikit, akan tetapi setelah dia memperkirakan, sepertinya bahan bakar yang di dalam tangki motornya itu masih cukup buat sampai ke SPBU terdekat yang jaraknya hampir 15 km, (di daerah sini penduduk banyak yang hidup berkelompok), sedangkan perjalanan yang akan di tempuh banyak melewati hutan (tempat sepi) jadi sangat jarang penjual bensin eceran).
Ketika asyik mengendarai motornya menuju tempat kerja, di tengah perjalanan motor Maman di selip seorang perempuan dari belakang, (bilangnya sih kalau dari belakang bodinya "rider" itu kelihatan padat dan seksi), makanya Maman pun tak kuasa untuk membendung nafsunya menggoda "rider" seksi tadi (sueer.... ini ceritanya Maman lho.... saya cuma menuliskan saja), jadi anda jangan menerka yang bukan-bukan.
Dasar Maman, selain idolanya juga seorang Valentino Rossi, ternyata dia juga adalah mantan pembalap liar di kampungnya, maka wajar saja adrenalinnya pun langsung meninggi ketika di selip seorang perempuan. Dikejarnya "rider" perempuan itu, ternyata eh ternyata, si perempuan tadi juga ndak mau kalah, dia juga memberi perlawanan yang sengit untuk beradu speed dengan Maman, selip-menyelip pun tak terhindarkan, berkali-kali Maman mampu menyelip dia di tikungan, tentu sambil bergaya bak Valentino Rossi yang sering tampil di MOTO GP, akan tetapi "rider" perempuan itu juga mendahuluinya lagi ketika di jalan lurus datar, maklum saja si Maman hanya memakai motor dengan cc kecil, sedangkan rivalnya "rider" perempuan tadi memakai motor dengan volume silinder lebih besar, jadi wajar saja kalau si Maman kalah adu speed di trek datar.
Persaingan adu cepat pun tak terhindarkan, mereka berkejaran saling susul-menyusul sambil sesekali melempar ejekan dan sindiran.
Sebenarnya, meski kalah pada power pada motornya, Maman mampu mengalahkan rider seksi itu, akan tetapi kedipan mata "penuh makna" yang dilepaskan rider tadi, mampu mematikan nalar si Maman. Nafsu Maman untuk menguntit rider seksi itu hingga sampai tujuan pun sudah menjadi "harga mati".
Setelah beberapa lama mereka berlomba, akhirnya tibalah mereka di tengah perkebunan kelapa sawit yang sunyi dan sepi. Maman langsung memutar gas motornya dalam-dalam agar bisa berjalan beriringan, untuk sekedar melepaskan senyum "rayuan" kepada si perempuan. Namun tiba-tiba saja, "cgk gk gk...gk" motor Maman pun hilang tenaga, tidak ada suara ataupun erangan di knalpot belakang. Motor Maman berhenti, "mogok" karena kehabisan bahan bakar.
"Motor bikin sial!!!", Maman pun kesal, beberapa kali motornya di tendang untuk di jadikan sasaran kekesalan.
"Aduuuuh sialan!!! Bener-bener sial, setan!!!", Maman terus menggerutu, motornya tidak mau menyala setelah di tendang, akan tetapi justru betisnya yang semakin membiru karena salah tendang.
Sambil garuk-garuk kepala Maman pun mencoba mengingat-ingat, kira-kira dimana SPBU terdekat?
"Alamaaaakkk.... sudah kelewatan 4 km!!!"
**
Lupa diri adalah hal yang sangat manusiawi dan tanpa kita sadari, faktor penyebabnya pun sangat banyak sekali. Bukan hanya hal "negatif" saja yang bisa membuat orang lupa diri, hal-hal yang sepertinya "positif" pun bisa membuat manusia lupa akan hakikatnya. Anak bisa membuat orang lupa akan hak dan kewajiban sebagai orang tua, gara-gara Agama bisa membuat umat lupa hak dan kewajibannya sesama manusia, jabatan mampu membuat khilaf penyandangnya, dan tentunya masih banyak lagi.
Lalu bagaimana dengan Kompasiana ??
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H