Mohon tunggu...
Wawar
Wawar Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Tim Nasional Belgia, Harmoni dalam Keragaman demi Asa Trofi Piala Dunia Pertama

7 Juli 2018   11:00 Diperbarui: 7 Juli 2018   11:02 1073
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gol bunuh diri Fernandinho dan sepakan keras De Bruyne yang menghujam gawang Allison cukup menghantarkan Belgia ke babak Semifinal kontra Prancis. Tinggal dua pertandingan lagi dan apabila sukses merengkuh kemenangan, maka Belgia bisa menorehkan sejarah sebagai negara baru yang pernah mencicipi predikat Piala Dunia. Bahkan, sang tetangga, Belanda yang mempunyai sejarah sepakbola yang kuat bersama total football nya belum pernah merasakan trofi empat tahunan tersebut. Pencapaian asa ini tentunya mempunyai banyak faktor baik teknis maupun non-teknis yang mungkin salah satunya adalah harmonisasi tim.  

Di dunia ini, tidak ada istilah Bahasa Belgia. Dengan alasan historis dan teritorial, terdapat tiga jenis bahasa di negara tersebut, Bahasa Belanda, Bahasa Prancis, dan Bahasa Jerman. Hal ini mungkin tidak mengherankan karena secara geografis, Belgia diapit oleh tiga negara pemilik orisinil bahasa-bahasa tersebut: Belanda di utara, Prancis di selatan, dan Jerman di timur. Penduduk Belgia yang mendiami daerah utara berbahasa Belanda, kompatriot mereka di selatan berbahasa Prancis dan adapun kelompok masyarakat minoritas di wilayah timur Belgia menggunakan bahasa Jerman sebagai bahasa sehari-hari. 

Keragaman ini tentunya berimplikasi pada kondisi di tim Nasional (Timnas) Sepakbola Belgia. Julukan timnas Belgia populer dalam tiga bahasa juga: De Rode Duivels (Belanda), Les Diables Rouges (Prancis), dan Die rotenTeufel (Jerman) yang apabila dialih-bahasakan, berarti "setan merah". Meski tidak ada pemain yang mempunyai bahasa ibu Jerman, namun di antara bahasa Belanda dan bahasa Prancis, relatif tidak ada yang dominan. Sebut saja Mignolet, Vermaelen, Alderweireld, Verthongen, Dembele, De Bruyne, dan Mertens mempunyai bahasa ibu Belanda. Sedangkan rekan-rekan setim mereka seperti Hazard, Fellaini, Witsel, dan Chadli menggunakan Bahasa Prancis.  

Juru bicara tim Nasional Belgia ketika diwawancarai menuturkan bahwa timnas Belgia mengakomodir perwakillan masing-masing penutur Bahasa Belanda dan Bahasa Prancis ketika press conference yang biasanya diwakili oleh Vermaelen untuk Bahasa Belanda dan Witsel untuk Bahasa Prancis. 

Bahasa Inggris sebagai pemersatu

Sang juru taktik Roberto Martinez sendiri tidak menguasai bahasa resmi negara yang ia latih dikarenakan ia sendiri berbahasa Spanyol. Lalu bagaimana dengan komunikasi saat berlatih, saat di ruang ganti, ataupun bahkan saat bertanding. Ya, Bahasa Inggris tepatnya. Sehingga asosiasi sepakbola Belgia tidak perlu khawatir mengenai masalah komunikasi pemain-pemainnya dan juga dapat bebas dari anggapan rasis jika memfavoritkan Bahasa Belanda atau Bahasa Prancis saja. Roberto Martinez pun menggunakan bahasa Inggris saat melatih anak asuhnya.

Menyanyikan Lagu Kebangsaan saat di Lapangan

Secara rasional, lagu kebangsaan suatu negara mengikuti bahasa nasional setempat. Lagu kebangsaan Inggris berbahasa Inggris, lagu kebangsaan Prancis berbahasa Prancis, lagu Indonesia Raya berbahasa Indonesia. Lalu, bagaimana dengan lagu kebangsaan Belgia?. "Brabanconne" sang lagu kebangsaan yang pertama kali diciptakan pada tahun 1830 dibuat dalam Bahasa Prancis. Baru pada tahun 1938, lagu tersebut diterjemahkan ke dalam Bahasa Belanda dan setelahnya ke dalam Bahasa Jerman untuk mengakomodir kelompok minoritas berbahasa Jerman. Lalu ,tantangan selanjutnya adalah saat menyanyikan lagu kebangsaan di lapangan sebelum bertanding.

Bukannya mau mengajak pembaca Kompasiana untuk menyanyikan lagu tersebut, tapi berikut lagu kebangsaan Belgia saat di atas lapangan:

O dierbaar Belgi, O heilig land der Vaad'ren,Onze ziel en ons hart zijn u gewijd.

 toi notre sang, Patrie !Nous le jurons tous, tu vivras !

So blhe froh in voller Schne,zu der die Freiheit Dich erzog,

und fortan singen Deine Shne:Le Roi, la Loi, la Libert !

Het woord getrouw, dat g' onbevreesd moogt spreken,Voor Vorst, voor Vrijheid en voor Recht!

Gesetz und Knig und die Freiheit hoch!Le Roi, la Loi, la Libert !

===============================

"Brabanconne" ternyata dibuat dalam empat versi untuk mengakomodir semua bahasa. Nada lagu tetap, bahasanya yang berubah-ubah. Setiap dua baris berubah dengan pola siklik Belanda-Prancis-Jerman. Lirik lagu di atas berbahasa Belanda (bold), Prancis (Italic), dan Jerman (Underlined).

Misi selanjutnya adalah bertarung melawan anak asuhan Didier Deschamps pada Selasa, 10/7 waktu setempat. Dapatkah setan merah menjinakkan tim ayam jantan tersebut. Mari kita nantikan, tapi jangan lupa nonton bola tanpa kacang Garuda

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun