Kali ini saya akan mencoba memaparkan konsep terbentuknya individualisme , masih menurut Zygmurt Bauman. Bauman membedakan sifat antara citizen (warga) dengan individual. Citizen adalah orang yang cenderung mencari kesejahteraan diri melalui "kota" yang lebih baik. Jadi kesejahteraan individu merupakan implikasi dari kesejahteraan komunitas atau kesejahteraan ekosistem.
Sementara seorang individualis cenderung untuk hanyut, skeptis atau khawatir tentang "penyebab umum" ("common cause"), "kebaikan bersama" ("common good") dan masyarakat yang lebih baik (good society). Namun berbeda dengan seorang citizen yang pasti berbuat, seorang individualis ini belum tentu berbuat. Jadi hanya sebatas gagasan dan wacana saja.
Kemudian ada yang disebut individualisasi, yaitu korosi dan disintegrasi atas citizenship. Ketika perhatian dan buah pikiran individu sebagai individu memenuhi ruang publik, maka akan ada klaim individu sebagai penghuni yang sah, dan akan menyingkirkan diskursus publik yang lain. Atau dengan kata lain, pola pikir individu yang individual akan menyingkirkan gagasan tentang kebaikan bersama. Ruang publik akan menjadi ruang privat, dan isu publik akan berisi isu privat. Â Maka individual merupakan musuh dari citizen.
Contoh nyata dari ruang publik yang menjadi ruang privat adalah maraknya infotaimen di televisi. Bahkan infotaimen, yang berisi isu ruang privat, hampir selalu lebih populer dibanding berita (news), yang berisi isu ruang publik. Ketika ini terjadi, maka bangunan komunitas akan menjadi rapuh (fragile), karena yang menjadi perekat komunitas adalah isu publik. Akibat berikutnya, komunitas menjadi tempat berbagi kekhawatiran, kecemasan dan kebencian.
Ketika ini terjadi, maka norma sosial akan menjadi kabur. Ketika orang mencari "kasih dan bantuan" yang seharusnya tersedia di ruang publik, yang ia temukan justru "jungle of the self," banyak orang tapi hanya memikirkan dirinya sendiri. Akibatnya, orang ini akan terjebak dalam egonya sendiri (solitary confinement of the ego).
Selamat datang di era individualis
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H