Mohon tunggu...
Wawan Pkb
Wawan Pkb Mohon Tunggu... Administrasi - Staf karyawan

https://www.kompasiana.com/wawanpkb7432

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Rahasia Sukses Berdagang, Hindari Pantangan Primbon Jawa agar Bisnis Tak Bangkrut

27 Juni 2024   13:55 Diperbarui: 27 Juni 2024   14:20 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar Gambar Jam, Uang, Pertumbuhan. (pixabay.com/nattanan23)

Dalam dunia perdagangan yang dinamis, setiap pedagang pasti berusaha menghindari segala hal yang bisa menjebak mereka dalam jurang kebangkrutan. Selain strategi bisnis yang matang, beberapa pedagang juga mengandalkan kearifan lokal sebagai panduan dalam menjalankan usaha. Salah satu sumber kearifan lokal yang sering dijadikan acuan adalah Primbon Jawa. Primbon Jawa merupakan kitab kuno yang berisi petunjuk dan nasihat berdasarkan pengalaman leluhur masyarakat Jawa. Dalam konteks berdagang, Primbon Jawa menyimpan berbagai pantangan yang diyakini mampu mencegah kebangkrutan. Mari kita eksplorasi lebih dalam mengenai pantangan-pantangan tersebut dan bagaimana penerapannya bisa membantu kesuksesan bisnis Anda.

Pantangan Pertama: Tidak Memulai Usaha pada Hari dan Pasaran Tertentu

Dalam Primbon Jawa, terdapat konsep tentang hari baik dan hari buruk untuk memulai usaha. Hari-hari yang dianggap kurang baik biasanya didasarkan pada kombinasi tertentu dari hari dalam kalender Jawa (Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu, dan Minggu) dengan pasaran (Legi, Pahing, Pon, Wage, Kliwon). Misalnya, Selasa Kliwon dan Kamis Pahing dianggap kurang baik untuk memulai usaha. Menurut kepercayaan ini, memulai usaha pada hari-hari tersebut bisa membawa sial atau kesulitan.

Meskipun terdengar sederhana, memilih hari baik untuk memulai usaha bisa memberikan semangat dan keyakinan yang kuat bagi pedagang. Rasa percaya diri ini bisa menjadi modal penting dalam menghadapi tantangan bisnis. Dengan memulai usaha pada hari yang dianggap baik, pedagang merasa lebih siap dan optimis, yang tentunya berpengaruh positif terhadap kinerja usaha.

Pantangan Kedua: Menghindari Lokasi Tertentu

Primbon Jawa juga memberikan panduan mengenai lokasi yang sebaiknya dihindari untuk berdagang. Beberapa lokasi yang dianggap kurang baik antara lain dekat kuburan, perempatan jalan, atau tempat-tempat yang dianggap angker. Menurut Primbon, lokasi-lokasi ini bisa membawa energi negatif yang mengganggu keberlangsungan usaha.

Secara logika, memilih lokasi usaha yang strategis dan bersih memang penting. Lokasi yang dekat dengan tempat angker atau kuburan bisa membuat calon pelanggan merasa tidak nyaman dan enggan berkunjung. Dengan memilih lokasi yang tepat, pedagang bisa menarik lebih banyak pelanggan dan menciptakan lingkungan usaha yang kondusif.

Pantangan Ketiga: Tidak Melanggar Pantangan Moral

Pantangan moral dalam Primbon Jawa meliputi berbagai larangan yang berkaitan dengan etika dan perilaku. Misalnya, dilarang berbohong, berbuat curang, atau melakukan praktek tidak jujur lainnya. Kejujuran dan integritas sangat dijunjung tinggi dalam Primbon Jawa.

Dalam konteks bisnis modern, integritas dan kejujuran juga merupakan kunci sukses. Konsumen cenderung lebih percaya dan setia pada bisnis yang transparan dan jujur. Dengan mematuhi pantangan moral ini, pedagang bisa membangun reputasi yang baik dan mendapatkan kepercayaan pelanggan, yang pada akhirnya berdampak positif pada kelangsungan usaha.

Pantangan Keempat: Tidak Mengabaikan Doa dan Usaha

Primbon Jawa menekankan pentingnya keseimbangan antara usaha dan doa. Meskipun sudah berusaha sekuat tenaga, tidak boleh melupakan doa dan harapan kepada Yang Maha Kuasa. Dalam tradisi Jawa, ada berbagai ritual dan doa yang bisa dilakukan untuk memohon kelancaran dan keberkahan dalam berdagang.

Meskipun terkesan mistis, ritual ini sebenarnya bisa memberikan ketenangan batin dan rasa syukur yang mendalam. Ketika pedagang merasa tenang dan bersyukur, mereka bisa menghadapi tantangan dengan kepala dingin dan hati yang lapang. Ketenangan batin ini tentunya berdampak positif pada pengambilan keputusan dan pengelolaan usaha.

Pantangan Kelima: Tidak Melupakan Kebersihan dan Kerapihan

Kebersihan dan kerapihan tempat usaha juga menjadi salah satu pantangan yang dijelaskan dalam Primbon Jawa. Tempat usaha yang kotor dan berantakan dianggap bisa mendatangkan energi negatif dan mengurangi minat pelanggan untuk datang.

Dalam bisnis modern, kebersihan dan kerapihan memang sangat penting. Tempat usaha yang bersih dan rapi tidak hanya membuat pelanggan merasa nyaman, tetapi juga mencerminkan profesionalisme dan keseriusan pedagang dalam mengelola usahanya. Dengan menjaga kebersihan dan kerapihan, pedagang bisa menciptakan suasana yang menyenangkan bagi pelanggan dan meningkatkan peluang kesuksesan.

------

Primbon Jawa menawarkan berbagai pantangan yang, meskipun terdengar kuno, memiliki relevansi dengan prinsip-prinsip bisnis modern. Memilih hari baik untuk memulai usaha, menghindari lokasi yang tidak strategis, menjunjung tinggi kejujuran, menyeimbangkan usaha dengan doa, dan menjaga kebersihan tempat usaha adalah beberapa prinsip yang bisa membantu pedagang menghindari kebangkrutan.

Menerapkan pantangan-pantangan dari Primbon Jawa dalam bisnis tidak hanya membantu menghindari kebangkrutan, tetapi juga membangun dasar yang kuat untuk kesuksesan jangka panjang. Menggabungkan kearifan lokal dengan strategi bisnis modern bisa menjadi formula ampuh untuk mencapai kesuksesan dalam berdagang. Jadi, mari bijak dalam mengelola usaha dan selalu terbuka terhadap segala bentuk kearifan yang bisa mendukung kesuksesan bisnis Anda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun