Mohon tunggu...
Wawan Pkb
Wawan Pkb Mohon Tunggu... Administrasi - Staf karyawan

https://www.kompasiana.com/wawanpkb7432

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Serba-serbi Tanaman Krotom: Dari Asal-usul Tradisional Hingga Fokus Kebijakan Presiden Jokowi

24 Juni 2024   10:47 Diperbarui: 24 Juni 2024   11:12 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar daun krotom (https://www.halodoc.com)

Tanaman kratom, atau Mitragyna speciosa, telah lama dikenal di berbagai belahan dunia sebagai tumbuhan yang memiliki khasiat unik. Dari Asia Tenggara hingga ke berbagai negara Barat, kratom dikenal karena efek-efeknya yang dapat meredakan rasa sakit, meningkatkan stamina, dan bahkan digunakan sebagai pengganti opiat dalam beberapa kasus. Namun, di balik popularitasnya, kratom juga menjadi perdebatan yang kompleks, terutama dalam konteks kebijakan dan regulasi.

Asal-usul dan Sejarah Kratom

Kratom berasal dari daerah tropis di Asia Tenggara, terutama Thailand, Malaysia, dan Indonesia. Tanaman ini telah lama digunakan secara tradisional oleh masyarakat di sana sebagai obat herbal untuk meredakan berbagai keluhan, seperti nyeri kronis, kelelahan, dan juga sebagai stimulan yang memberikan energi ekstra.

Secara botani, kratom termasuk dalam keluarga Rubiaceae yang sama dengan kopi dan banyak tumbuhan lainnya. Daunnya mengandung senyawa aktif seperti mitraginin dan 7-hidroksimitraginin, yang diyakini bertanggung jawab atas efek-efek farmakologisnya.

Popularitas dan Kontroversi

Pada awalnya, penggunaan kratom terbatas pada masyarakat lokal di Asia Tenggara. Namun, seiring dengan migrasi dan globalisasi, tanaman ini mulai menarik perhatian di luar wilayah asalnya, terutama di Amerika Serikat dan Eropa. Di sana, kratom menjadi populer di kalangan individu yang mencari alternatif alami untuk mengelola rasa sakit, mengurangi kecanduan opiat, atau meningkatkan kinerja fisik.


Meskipun banyak pengguna yang melaporkan manfaatnya, kratom juga menuai kontroversi. Beberapa pihak mengkhawatirkan potensi adiksi dan efek samping yang mungkin terkait dengan penggunaan jangka panjang. Pada tahun-tahun terakhir, sejumlah negara bahkan mulai mengatur atau melarang penggunaan dan distribusi kratom.

Perkembangan Terbaru: Fokus Kebijakan Presiden Jokowi

Di Indonesia, kratom memiliki status hukum yang kompleks. Meskipun secara tradisional digunakan oleh masyarakat lokal, regulasi terhadap tanaman ini belum sepenuhnya jelas. Namun, kratom kini menjadi salah satu fokus kebijakan Presiden Joko Widodo, atau yang akrab disapa Jokowi.

Pemerintah Indonesia sedang mempertimbangkan berbagai pendekatan terkait pengaturan kratom. Dalam beberapa tahun terakhir, terjadi upaya untuk memahami lebih dalam potensi manfaat dan risiko dari tanaman ini. Langkah-langkah ini termasuk penelitian ilmiah lebih lanjut, dialog dengan ahli kesehatan, dan mencari keseimbangan antara perlindungan kesehatan masyarakat dan hak-hak tradisional masyarakat yang menggunakan kratom.

Implikasi Sosial dan Ekonomi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun