Mohon tunggu...
Wawan Pkb
Wawan Pkb Mohon Tunggu... Administrasi - Staf karyawan

https://www.kompasiana.com/wawanpkb7432

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Hitungan Primbon: antara Kepercayaan dan Realitas

18 Juni 2024   18:00 Diperbarui: 18 Juni 2024   18:03 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Kalnder (Istock.com/Sumar Toyo)

Ilustrasi hitungan sempoa (Istock.com/Yotrak)
Ilustrasi hitungan sempoa (Istock.com/Yotrak)
*Realitas di Balik Hitungan Primbon

Namun, tidak semua orang memandang hitungan primbon sebagai sesuatu yang rasional. Dalam perspektif ilmiah, hitungan primbon sering dianggap sebagai bentuk kepercayaan tradisional yang tidak memiliki dasar empiris. Pengaruh sugesti dan psikologis juga berperan besar dalam bagaimana seseorang menilai kebenaran ramalan primbon. Meski demikian, kepercayaan pada primbon sering kali memberikan ketenangan batin dan kepercayaan diri bagi mereka yang mempraktikkannya.

*Antara Kepercayaan dan Realitas

Hitungan primbon berada di persimpangan antara kepercayaan tradisional dan realitas modern. Di satu sisi, primbon adalah bagian dari warisan budaya yang kaya dan berharga, yang menjaga hubungan antara generasi dan nilai-nilai leluhur. Di sisi lain, di era modern yang serba rasional dan berbasis ilmiah, hitungan primbon sering kali dipertanyakan relevansinya.

#Kesimpulan

Primbon, dengan segala misteri dan tradisinya, tetap menjadi bagian integral dari budaya Jawa. Hitungan primbon menunjukkan bagaimana kepercayaan tradisional dapat bertahan dalam masyarakat modern. Meskipun mungkin tidak sepenuhnya dapat dibuktikan secara ilmiah, primbon memberikan wawasan tentang bagaimana manusia berusaha memahami dan mengendalikan nasib mereka melalui tradisi dan spiritualitas. Sebagai bagian dari warisan budaya, primbon memiliki tempat tersendiri dalam hati masyarakat yang menghargainya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun