Daripada mengorbankan dengan menjebloskan diri ke asylum, tentu pebisnis akan memilih untuk meninggalkan negara regulator dan memilih tempat lainnya dalam berbisnis. Jika hal ini terjadi, tentu akan jadi model buruk bagi suatu negara karena sukses mengusir investor atau pebisnis, saat negara lain, mungkin, sedang 'berikhtiar' agar investor bercokol di negaranya.Â
Kembali lagi, berbisnis dengan segala tetek bengeknya, bukanlah permainan monopoli. Berbagai lapisan memiliki tujuan dan kepentingan bersama, mulai dari regulator, pebisnis, dengan pekerja dari perusahaan tersebut; menuju sukses. Namun, untuk menuju sukses tersebut, dibutuhkan implementasi berbisnis yang adil bagi semua pihak, kan? Bukannya 'memonopoli' pusaran bisnis yang hanya menguntungkan salah satu pihak saja, lho. Nggak adil, dong. Kalau begitu, latihan berbisnis lewat board game monopoli saja dulu, deh. Kamu tertarik nggak main monopoli sama saya?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H