Mohon tunggu...
Kurniawan TR
Kurniawan TR Mohon Tunggu... Buruh - Tukang Santai

Memajukan bangsa memerlukan penegakan kebenaran dan keadilan....

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pelajaran dari Berita Medsos: Amalia-Teman Ahok, Jalan Kaki GPNF dan Botol Bir

30 November 2016   07:56 Diperbarui: 30 November 2016   10:40 6311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari-hari terakhir di media sosial ramai isu isu yang patut dicurigai kebenaran nya, terutama gara gara pilkada DKI yang heboh itu, Medsos full dengan berita berita yang mencengangkan  Terhadap berita berita medsos itu saya memang cenderung malas mencari data data yang mendukung kebenaran atau tidak benar nya suatu berita, karena itu saya lebih suka menunggu klarifikasi dari berita berita online. 

Sore hari adalah jam yang paling enak baca berita dari media online, yang paling sering saya jadikan rujukan adalah media media online nasional yang lebih terjamin akurasi beritanya. Dan untungnya hari ini saya bisa membaca beberapa klarifikasi dari isu di media media sosial tersebut. Berita berita itu antara lain :

1. Isu Amalia (teman Ahok) sesungguhnya tidak berjilbab.

Isu yang satu ini cukup ramai dan banyak dilakukan share dan comment bagi orang orang yang tidak menyukai teman Ahok, penampakannya sebagai berikut :

Sepintas memang terlihat mirip ya.... tetapi kalau dilihat dari gestur dan sikap nya malah kelihatan seperti laki-laki, dan sore ini walaupun sepertinya saya agak telat membaca berita klarifikasi tersebut. Berikut penampakannya :

twitter Teman Ahok
twitter Teman Ahok
twitter Teman Ahok
twitter Teman Ahok
Beritanya disini.

Ternyata memang keduanya adalah orang yang berbeda. Yang disangka Amalia itu adalah Ulin Yusron yang memang Mirip Amalia..... (atau amalia yang mirip Ulin Yusron ... yach)

2. Jalan Kaki GNPF Ciamis-Jakarta

Pertama kali dengar dan baca keberangkatan nya hari senin 28 Nov 2016 sungguh membuat kagum, karena jarak Ciamis - Jakarta yang 270 KM itu sangat luar biasa. Sebagai perbandingan jalan kaki normal manusia adalah 5 Km/Jam atau dibutuhkan 54 Jam perjalanan. Perbandingan lainnya adalah gerak jalan Surabaya Mojokerto 56 KM, orang normal dengan persiapan yang cukup membutuhkan waktu 10 Jam dan itu pun mereka akan istirahat seharian besoknya dan masih akan terasa kelelahan kaki hingga 1 minggu kemudian. Jadi saya pribadi cukup ragu terhadap kebenaran akan melaksanakan jalan kaki Ciamis - Jakarta. 

Hari ini di berita ini, informasi dari kepolisian setempat dari 10.000 orang yang diajukan ke kepolisian berkumpul 1.000 orang dan yang berangkat 80 orang. Dan mereka berhenti di masjid di area Pondok Pesantren Miftahul Huda Utsmaniyah, yang berjarak 12 km dari Ciamis.

Berita ini tampaknya lebih masuk akal dibandingkan dari niat awal, tapi juga ada berita bahwa aksi tersebut dilanjutkan hari ini yang pagi ini sudah menempuh 70 km sampai di Garut, tapi tentunya tidak bisa dijamin apakah gerakan mereka pasti jalan terus atau sesekali kali naik kendaraan, mengingat waktu yang sangat terbatas.

3. Berita Botol Bir di Meeting Kapolri dan BTP

Difacebook juga rame soal ada botol bir saat pertemuan Kapolri dan BTP sebagai berikut :

Viva.com by Facebook
Viva.com by Facebook
sumber

Secara pribadi saya sedikit meragukan kebenaran berita tersebut dan hari ini di berita online ini ada berita klarifikasi mengenai hal tersebut. Tampaknya yang di meja tersebut bukan lah bir seperti yang disebutkan di medsos tetapi air  mineral kemasan dalam botol yang bermerk Equil. Equil merupakan air mineral murni asli Indonesia produksi PT. Equilindo Lestari yang kemasannya memang elegant sehingga banyak berpikir barang impor. Bahkan penggunaan equil sendiri sudah lama dilakukan pemerintah sebelumnya seperti pada gambar ini :

Twitter #bisoRumongso
Twitter #bisoRumongso
Dari ketiga contoh berita diatas terdapat dua berita yang cenderung fitnah, penyebaran fitnah via medsos sangat mudah tinggal klik "Share", padahal akibat yang ditimbulkan sangat besar bagi yang difitnah maupun yang memfitnah. Bagi yang difitnah tentunya membuat kehidupan sosialnya terganggu, sedangkan bagi yang memfitnah akan mengalami kerugian saat "masa akhir"  kelak  karena pahala yang dikumpulkannya akan dibagikan ke yang difitnah sebagai kompensasi atas dosa memfitnah.

Untuk itu marilah kita berhati-hati terhadap berita yang menjurus fitnah dengan cara memastikan untuk memeriksa kebenaran berita sehingga semoga kita semua terhindar dari fitnah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun