Sedangkan terhadap orang-orang yang mendapatkan risalah Islam namun dalam bentuk yang tidak benar (karena telah terdistorsi) sehingga mereka apriori dan membelakangi Islam karena ketidaktahuannya maka mereka termasuk orang-orang yang dimaafkan.
Sebagai penutup, Islam adalah rahmatan lil alamin. Ajaran Islam yang penuh rahmat kepada seluruh alam mestinya dapat membahagiakan seluruh alam semesta. Islam yang rahmat akan terkotori oleh cara-cara berpikir dan tindakan yang sama sekali jauh dari rahmat, contohnya anarki, kebencian, dan pengkafiran orang secara sembarangan.
Dengan memahami bahwa mayoritas nonmuslim belum tentu kafir, dan belum tentu tidak dalam keselamatan, serta sebaliknya nonmuslim juga berpandangan bahwa muslim juga ada yang selamat (contoh dalam Katolik ada doktrin konsili Vatikan II) maka stigma bahwa agama-agama itu saling mencurigai akan sirna menjadi kehidupan bermasyarakat yang sejuk, saling kenal mengenal secara utuh.
Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS.49:13)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H