Mohon tunggu...
Wawan Hermawan
Wawan Hermawan Mohon Tunggu... Guru - Guru

Hobi jalan-jalan, membaca, menulis dan membahagiakan orang.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Apa Kurangnya Aku Padamu Rik?

4 Juni 2024   09:07 Diperbarui: 4 Juni 2024   16:36 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input sumber gambar dokpri

Apa Kurangnya Aku Padamu Rik?

Berpuluh tahun aku bersimpuh, berproses, mengikuti irama-irama alam, pahit, manis, getir untuk mendapatkanmu telah aku jalani dan susuri,

Namun, semuanya aku telan perlahan walau sangat menyakitkan, sungguh Rika bagiku itu sangat menyakitkan dan melelahkan,

tidak ada bahasa yang mampu mewakili perasaanku saat ini Rik. Selain kata sakit. Sakit Riiik, sakiiiit, dengan mata sedikit berkaca-kaca, kataku sambil menatap Rika.

Rika seakan tak pernah bersalah!, sambil balik menatapku.....

Tak ada rangkaian kata yang keluar dari bibirnya, seakan mengheningkan cipta..Rika hanya terdiam.

  

Dengan sedikit terbata, aku lanjutkan kata-kata, Disaat waktu, pikiran dan tenagaku aku curahkan hanya untuk menunggu waktu yang tepat, ya, waktu yang tepat!,  "bersamamu",  

Tapi kenapa seakan semua itu sulit aku wujudkan? Aku kejar semakin menepi bahkan dirimu menjauhiku,

Masih kurangkah semua yang telah aku lakukan dan berikan untukmu selama ini Rik?,

"Perhatian, cinta, perjuangan bahkan pengorbananku", kayanya dimatamu semua itu tak pernah ada artinya.

Sia-sia saja apapun yang telah aku lakukan, dengan nada datar dan pandangan nanar. Aku kecewa Rik, diperlakukan seperti ini!

Tak pantas aku harus bersedih diatas meriahnya pesta, kelaparan pada saat berbagai jenis makanan digelar dihidangkan, tapi itu nyatanya.  

Disaat aku  sudah berikan semuanya, lelah rasa dan raga ini jalani semua,

 harus apa lagi yang aku kerjakan untuk meyakinkan bahwa aku sungguh sangat mencintaimu, mengaharapkanmu menjadi kawan saat suka dan dukaku,

 mengisi hari-hari ini bersama, meranjut dan merendanya dengan penuh canda dan tawa.

Kapan Rik, aku bisa wujudkan itu bersamamu?

"Sampai kapanpun aku akan tetap menunggu dan mencintaimu".

Aku ungkapkan semua, bukannya marah, kesal dan tak menerima atas semua perlakuanmu.

"hanya saja aku belum bisa berdamai dengan hati dan belum bisa beradaptasi dengan situasi ini".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun