Kaya Belum Tentu Mulia, Miskin Belum Tentu Hina (Belajar Dari Kasus  Sandra Dewi Dan Suaminya)
Â
Â
Dalam menjalani hidup dan kehidupan seluruh umat manusia didunia ini disibuk dengan urusannya masing-masing, baik orangtua maupun anak muda. Anak-anak sibuk dengan urusan kekanak-kanakannya, pun demikian dengan orangtua sibuk dengan urusan pekerjaan dan keluarganya.
Semua aktifitas mereka lakukan dari bangun tidur hingga tidur kembali, hanya untuk mencapai harap, ingin, tujuan, memenuhi kebutuhaan dan keinginan hidupnya. Maka untuk mewujudkannya berbagai cara mereka lakukan agar bisa terlaksana.
Tentunya tujuan utama dalam hidup bukan hanya sekedar memenuhi kebutuhan, tetapi bagaimana setiap aktifitas yang kita lakukan itu akan bernilai amal kebaikan, jadi tidak sia-sia. Karena setiap gerak yang dikerjakan harus dipertanggungjawabkan bukan?
Mencapai semua kebutuhan dan keinginan itu perlu kerja keras, tidak mudah, perlu waktu, perlu kesabaran dan membutuhkan pengorbanan yang tidak sedikit. Dalam keseharian berbagai tipe orang bisa kita temui cara meraihnya.
Ada yang menempuh jalur normal dengan aktifitas seperti biasa yaitu bekerja, ada juga yang menempuh melalui jalur tidak biasa atau tidak normal yaitu dengan berani melakukan praktik-praktik curang.
Hanya karena ingin terlihat wah, mewah dan dihormati banyak orang, dalam menjalani kehidupan ini tidak sedikit mereka melakukan hal-hal yang tidak wajar, misal ditempat  dimana ia bekerja mulai berani mengotak-atik dan memanipulasi data.
Karena mereka beranggapan dengan memiliki kekayaan yang banyak bisa membuat orang hormat dan segan padanya, Padahal kenyataanya tidak demikian memiliki kekayaan yang banyak belum tentu hidup kita menjadi mulia dan menjalani hidup dalam keadaan miskin pun belum tentu kita menjadi hina.
Kekaayaan yang kita miliki belum tentu bisa membuat hidup kita bahagia, apalagi didapatkan dengan tidak normal, cara curang dan merugikan banyak orang, pun dalam keadaan miskin yang kita alami dalam hidup ini belum tentu membuat kita menjadi sengsara.
Semua itu kembali kepada kita, mau pilih yang mana?, kiranya sebuah lagu H. Rhoma Irama bisa direnungkan dan menjadi bahan pelajaran untuk menjalani kehidupan ini.
 https://www.youtube.com/watch?v=jarZgra__3wÂ
Â
seribu satu macam
itu bidang pekerjaan
Dari jadi pengamen sampai jadi seorang presiden
(1001 macam) cara orang cari makan
Dari menjual koran sampai menjual kehormatan
Ada cara yang haram
Ada cara yang halal
Silakan, mau pilih cara mana?
Namun, semua cara
Ada tanggung jawabnya
Di hadapan Tuhan dan manusia
itu bidang pekerjaan
Dari jadi direktur sampai menjadi tukang bubur
(1001 macam) cara orang cari makan
Dari menjual roti sampai menjual harga diri (yeah, )
Banyak orang berkata
"Dalam mencari nafkah
Cari yang haram saja sudah susah
Apalagi yang halal"
Banyak orang berkata
"Yang jujur pasti hancur
Karena kini zaman sudah edan
Jujur tidak makan"
Siapa meninggalkan yang haram
Karena takut kepada Tuhan
Pasti baginya 'kan digantikan
Rizki yang halal dan digandakan, insya Allah
itu bidang pekerjaan
Dari jadi pengamen sampai jadi seorang presiden
(1001 macam) cara orang cari makan
Dari menjual koran sampai menjual kehormatan
Ada cara yang haram
Ada cara yang halal
Silakan, mau pilih cara mana?
Namun, semua cara
Ada tanggung jawabnya
Di hadapan Tuhan dan manusia
itu bidang pekerjaan
Dari jadi direktur sampai menjadi tukang sayur, yeah
(1001 macam) cara orang cari makan
Dari menjual roti sampai menjual harga diri
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H