Mohon tunggu...
Wawan Hermawan
Wawan Hermawan Mohon Tunggu... Guru - Guru, Penulis, Blogger

Hobi jalan-jalan, membaca, menulis dan membahagiakan orang.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Andai Saja Februari Itu Tidak Pernah Ada

18 Februari 2024   15:04 Diperbarui: 18 Februari 2024   15:10 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Andai saja Februari itu tidak pernah ada!

 

Hmmmm, aku membuang nafas perlahan, sambil meneruskan obrolan, sesekali menghisap rokok yang sudah lama aku dipegang, asapnya mulai keluar dari mulutku, membumbung tinggi tertiup angin, segelas teh hangat, kopi liong dan rebus singkong ikut menemani pagi itu.  

"bagaimanapun bulan Februari punya cerita tersendiri", lanjutku,

"emang ada apa?" Roy balik bertanya,

Ada satu moment yang sampai kapanpun sulit untuk aku lupakan, sebenarnya aku ingin lepaskan semua tentang itu.

"Lalu?"

Tetap tidak bisa,

"Sesulit itukah?" desak Roy padaku,

"entahlah" Jawabku,.....

Jangan tanyakan soal itu, sekali lagi jangan tanyakan soal itu, aku juga tidak tahu!.

Mendengar penjelasanku, "Roy hanya tersenyum dan menggelengkan kepala", ehmmmm,

@@@

Semua mengalir apa adanya Roy bagaikan air, Waouw....Roy seakan kaget!

aku sama sekali tak berencana untuk mengenalnya, Siapa? "dia"!, iya siapa, kan belum dikenalkan sama diriku? Oh iya aku lupa, Rika Roy, Rikaaa? Iya Rika.., ah masa aku gak percaya, "terserah", jawabku sambil tersenyum.  

tak terbersit dalam benak bahkan mimpipun aku tidak pernah, namun ada saja jalan mentakdirkan aku dan Rika untuk bertemu dan aku sama sekali tak menyaka kalau Rika akan menjadi bagian dari perjalanan singkat dalam hidupku, sepenggal cerita aku rajut bersamanya, hari-hariku dihiasi dengan suka dan duka, sungguh semua itu diluar nalarku, namun apa daya semua telah terjadi.

Walau singkat dan sesaat aku dalam mengenal Rika, satu hal dari beberapa hal yang sangat aku syukuri dalam hidupku adalah moment di saat Rika Pernah hadir disisiku waktu itu.

"Itulah hidup kawan" timpal Roy, hanya sesaat dan sangat singkat, tidak pernah abadi dan tidak akan ada yang abadi, aku juga sadari itu Roy, hidup itu ada yang datang kemudian ada yang pergi begitulah seterusnya, demikian aku dan Rika sesingkat itu ceritanya, kadang kita tak menerima keadaan, bahkan semestapun dikutuk karena tak seolah berpihak, padahal sejatinya hidup tidak abadi. Tapi ada satu cinta yang abdi dan tak pernah berakhir adalah cinta kita pada-Nya.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun