Mendengar penjelasanku, "Roy hanya tersenyum dan menggelengkan kepala", ehmmmm,
@@@
Semua mengalir apa adanya Roy bagaikan air, Waouw....Roy seakan kaget!
aku sama sekali tak berencana untuk mengenalnya, Siapa? "dia"!, iya siapa, kan belum dikenalkan sama diriku? Oh iya aku lupa, Rika Roy, Rikaaa? Iya Rika.., ah masa aku gak percaya, "terserah", jawabku sambil tersenyum. Â
tak terbersit dalam benak bahkan mimpipun aku tidak pernah, namun ada saja jalan mentakdirkan aku dan Rika untuk bertemu dan aku sama sekali tak menyaka kalau Rika akan menjadi bagian dari perjalanan singkat dalam hidupku, sepenggal cerita aku rajut bersamanya, hari-hariku dihiasi dengan suka dan duka, sungguh semua itu diluar nalarku, namun apa daya semua telah terjadi.
Walau singkat dan sesaat aku dalam mengenal Rika, satu hal dari beberapa hal yang sangat aku syukuri dalam hidupku adalah moment di saat Rika Pernah hadir disisiku waktu itu.
"Itulah hidup kawan" timpal Roy, hanya sesaat dan sangat singkat, tidak pernah abadi dan tidak akan ada yang abadi, aku juga sadari itu Roy, hidup itu ada yang datang kemudian ada yang pergi begitulah seterusnya, demikian aku dan Rika sesingkat itu ceritanya, kadang kita tak menerima keadaan, bahkan semestapun dikutuk karena tak seolah berpihak, padahal sejatinya hidup tidak abadi. Tapi ada satu cinta yang abdi dan tak pernah berakhir adalah cinta kita pada-Nya. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H