Jamaah umroh maupun haji, disebutkan sebagai tamu Allah, sebagai duta Allah, dan berada berada dalam penjaminan Allah sejak keluar dari rumahnya hingga ke tanah suci. Bila meninggal dalam perjalanan maka bernilai umroh setiap tahun sampai hari kiamat. Bila berkesempatan menunaikan ibadah umroh/ haji dan kembali ke tanah air dengan selamat, merupakan anugerah untuk mengimplementasikan keshalehan dengan istiqomah dalam keshalehan hingga husnul khotimah.
Jihad yang paling tinggi dalam Islam ialah memerangi kemusyrikan baik dalam bentuk perang fisik maupun non fisik. Sedangkan disebut dalam hadits riwayat An Nasai, umroh/ haji adalah jihad yang tanpa peperangan. Yakni jihad bagi orang yang lemah, wanita, dan orang lanjut usia. Sehingga secara umum dapat kita pahami, di negeri-negeri muslim hidup damai, maka berjihadlah dengan mengerjakan umroh maupun haji.
Umroh dan Haji adalah kesempatan tafaquh fiddin/ memperdalam agama. Dengan hadir ke kota Makkah dan Madinah, maka seorang muslim bisa secara langsung napak tilas perjuangan Rasulullah saw, Nabi Ibrahim alaihissalam, serta para penerusnya yang shalih. Sehingga oleh-oleh yang tak ternilai harganya ketika pulang umroh bukan sekedar kurma atau fustuk, tetapi justru semangat untuk membangun akhlak mulia yang penuh ketaatan kepada Allah swt untuk diri, keluarga, serta membangun kota yang Madinah / berperadaban yang bersinar  (munawwarah) karena mengamalkan ajaran dan nilai-nilai alquran.
Allahu a'lamu bish showab.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H