Bagi pasangan suami istri, idealnya setelah menikah, lalu menjalani kehidupan yang penuh kedamaian bersama pasangan. Karena salahsatu fadhilah / keutamaan menikah ialah untuk mendapatkan ketenangan hidup (sakinah).Â
Kenyataannya seringkali tidak demikian. Sebagian pasangan suami istri menjalani kehidupan dengan remah-remah konflik, bahkan ada beberapa yang berujung perceraian. Diantara penyebab konflik tersebut ialah pemilihan waktu yang tepat untuk menjalin komunikasi.Â
Hindarilah waktu-waktu genting yang rawan memicu emosi. Selebihnya berkomunikasi dengan cara yang santun dan baik kepada pasangan. Adapun waktu yang rawan memicu emosi pasangan (istri) diantaranya:
1. Saat bangun tidur pagi hari. Ketika istri sedang sibuk mempersiapkan segala sesuatunya untuk suami dan anak, jann ganggu beliau. Membersihkan perabotan sambil menyiapkan sarapan sudah cukup membuat stress.Â
2. Saat sore pulang kerja hingga jelang maghrib. Istri sedang menyiapkan makan malam, membersihkan ruangan, dan lain sebagainya. Â Demikian pula suami dalam kondisi pulang kerja, tentu senang apabila istri memberikan minuman hangat, perlengkapan mandi, dst. Intinya diladeni.
3. Saat jelang tidur. Adakalanya pasangan ingin ngobrol menjelang tidur, tetapi adakalanya juga badmood karena pekerjaan yang banyak sehingga tubuh lebih dan ingin segera istirahat. Oleh karena itu, baik suami maupun istri, mestilah melihat kondisi pasangan, apakah sedang nyaman atau tidak untuk ngobrol.Â
4. Saat salahsatu pasangan sedang emosi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H