Mohon tunggu...
Wawan A.N
Wawan A.N Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar

Semangat terusss....

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kampanye di Masjid

5 Juli 2014   23:20 Diperbarui: 18 Juni 2015   07:20 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ceramah sebelum sholat terawih seperti biasa dilaksanakan di masjid dekat rumahku. Yah semacam Kultum (Kuliah Tujuh Menit...)...gak mesti Tujuh Menit beneran sih...bisa kurang atau lebih.....

Penceramah pun bergantian dari warga yang ada di komplek. Biasanya isi ceramah gak jauh-jauh dengan tema puasa atau ibadah lainnya.....Ndelalah....Penceramah malam itu langsung "ancang-ancang" bahwa akan membahas yang berhubungan Pilpres 9 Juli Besok. Pesta demokrasi sebentar lagi akan dilaksanakan, mumpung ada kesempatan disini saya akan kampanye.......
Lah...gawat nih.....masak di masjid yang harusnya netral malah mau kampanye, aku tunggu-tunggu nih kira-kira pendukung kubu 1 atau 2.

Memilih pemimpin bagi islam cukup sederhana, nggak perlu sampai melihat visi-misinya para Capres........
Wah...jadi ingat jaman bang haji Rhoma ceramah dimasjid yang jadi heboh, isinya juga cara memilih pemimpin....jangan-jangan mau nyerang salah satu capres juga nih.......
Memilih pemimpin cukup dikembalikan saja ke Masjid....belajar berdemokrasi bisa kita ambil dari demokrasi di masjid.....

Tak tunggu-tunggu kok gak nyebut-nyebut salah satu capres ya....makin penasaran neh.....
Sewaktu terdengar adzan semua orang muslim pasti akan segera menuju ke masjid. Biarpun berbaju hijau, kuning, merah, biru, putih, kotak-kotak semua sama langsung menuju masjid. Tanpa perlu diiming-imingi dua puluh ribu atau lima puluh ribu begitu terdengar adzan bergegas ke masjid. Partai Sarung atau Partai Celana Panjang, Mukena langsungan ataupun belah tengah gak ada yang mempermasalahkan, nggak ada bedanya, tujuannya satu yaitu ke masjid.
Demokrasi nih........

"Begitu Terdengar Iqomah Jamaah segera membuat barisan shof, yang datang di masjid lebih awal siapapun dia boleh menempati shof depan, biarpun anak-anak. Biarpun anak jenderal kalau datangnya terakhir ya shofnya dibelakang, gak ada yang harus ngusir shof didepan utk mendapatkan shof depan."
Demokrasi nih......

“Yang menjadi pemimpin sholat pun ada aturan memilihnya......pertama yang ahli fiqih, kalo gak ada yang bacaannya bagus, kalo gak ada lagi yang lebih tua dan mau menjadi imam......”
“Menjadi Imam juga ada Aturannya yang harus ditaati. Mentang-mentang jadi Imam terus Sholat menghadap selatan....ini gak Bener. Imam takbir makmum pun ikut takbir, imam ruku’ makmum ikut ruku’, imam sujud makmum ikut sujud......kalau imam kentut......makmum ikut...........”
Gerrr semua jamaah........

“Inipun ada aturannya, kalau imam batal maka 1 orang makmum dibelakang imam segera maju kedepan menggantikan imam yang langsung menuju tempat wudhu untuk mengambil air wudhu lagi. Setelah wudhu imam kemudian bergabung lagi ke jamaah tapi di barisan makmum bukan menjadi imam lagi. “
Perkiraanku bahwa penceramah bakal nyindir atau membahas Capres ternyata salah, yang Dibahas ternyata Demokrasi di Masjid........

Yah walaupun singkat, kultum yang ternyata aku hitung sekitar 15 menit-an mungkin bisa bermanfaat sebagai renungan kita tentang demokrasi.
Mungkin Banyak sekali kekurangan saya dalam menyampaikan hal demokrasi, karena saya bukan pakar profesional. Ini hanya catatan tentang hal yang saya peroleh dari penceramah di masjid dekat rumah saya.

Salam Kenal Semuanya
Salam Damai Indonesia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun