Masih tingginya jumlah kasus positif tiap hari, tantangan pemulihan ekonomi, bertambahnya jumlah pengangguran, hanya contoh dari beberapa dampak pandemi Corona.
Beragam strategi kebijakan pemerintah untuk memberi kestabilan situasi negeri.
Dengan menempatkan keamanan dan keselamatan masyarakat sebagai prioritas utama, di samping menjaga kekuatan seluruh sektor bergerak bersama dalam roda perekonomian yang tidak ringan tantangannya.
Pemerintah sudah mengeluarkan kebijakan adaptasi kebiasaan baru. Tapi kasus semakin banyak.
Berfikir sejenak. Kebijakan itu apakah sudah tepat atau tidak tepat?.
Ini yang selalu dipertanyakan. Tapi kita harus paham semua kebijakan pemerintah itu yang terbaik untuk orang banyak. Bicara perekonomian, sebuah negara besar dan tumbuh karena faktor perekonomian.
Kalau perekonomian tidak jalan, negara akan hancur. Pemerintah mengeluarkan kebijakan
adaptasi kebiasaan di tengah pandemi Corona, tidak mau negara ini lumpuh.
Dampaknya akan lebih parah, jika kebijakan itu tidak dikeluarkan. Menurut saya kebijakan itu sudah maksimal.
Tapi perlu diingatkan. Kebijakan ini perlu dipahami oleh masyarakat luas. Jangan bias dan telan mentan mentah soal kebijakan itu.
Pemerintah mengeluarkan kebijakan itu, juga ada pesan pengingat. Bahwa masyarakat harus disiplin tentang protokol kesehatan.
Sebab, itu tadi kasus masih banyak perharinya. Ini yang perlu kita sebagai masyarakat patuh dan harus mengerti arti dari adaptasi kebiasaan baru atau new normal.
Virus Corona tidak mengenal paspor, kasta, agama, sekat-sekat dalam masyarakat akan bergerak terus dan membayangi sekeliling hidup kita, untuk mengunci bangsa ini menjadi terpapar dan terkapar.
Sungguh suatu tugas yang amat berat kalau pemerintah yang harus terus menerus menghimbau, menyadarkan, mensosialisasikan, dan mengedukasi agar masyarakat mau bertindak disiplin untuk sekedar mengingat betapa tindakan yang betul dari seseorang akan menyelamatkan banyak jiwa.
Bersama kita disiplin untuk jalani adaptasi kebiasaan baru. Indonesia bisa karena terbiasa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H