Mohon tunggu...
Wawan
Wawan Mohon Tunggu... Guru - Pendidik Bidang Seni dan Kriya

Belajar dari dan dimana saja

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Perpaduan Robotika dan Alam dalam Pembuatan Batik Tulis

12 November 2021   09:15 Diperbarui: 14 November 2021   07:02 295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Peserta KKSI SMKN 14 Bandung dan Hasil Kegiatannya (Sumber dokumen pribadi)

Generasi muda yang diharapkan menjadi pengemban dan pengembang kebudayaan termasuk batik menjadi terarahkan melalui SMK seni dan budaya ini. Tentunya menjadi tanggungjawab dunia usaha, akademisi dan Lembaga seni dalam mengawal gerersi-generasi muda menjadi insan produktif dan kreatif. Harapan penulis  menjadi keniscayaan seperti harapan yang tercantum artikel Forum Guru Pikiran Rakyat 2009 yang berjudul dalam SMK Seni dan Kerajinan vs Industri Kecil.

Untuk kegiatan KKSI ini untuk pembangunan dan pengembangan seni batik tulis dilakukan bersama dengan team yang terdiri dari Pelaku Batik, Pewarna Batik, Robotic, dan Tim Pemasaran.  Hal tersebut sejalan dengan latar belakang diselenggrakannya KKSI seperti yang telah dijelaskan di atas.

KKSI kriya kreatif batik dan tekstil pada akhir kegiatannya diakhiri dengan pembuatan tugas akhir kelompok yang akan menjadi tolak ukur keberhasilan dari kegiatan tersebut. Membaca Kriteria Penilaian tugas akhir dari laman KKSI dapat dilihat sebagai berikut meliputi : 1. Pembuatan Desain Batik, 2. Konsep Pewarnaan Batik yang dibuat (design dan concept), 3. Kesesuaian dari Robotic (mechanics), 4. Strategi dan teknik pemasaran Batik, 5. Hasil pemasaran game baik di platform online maupun offline.

Pendamping dan juga sebagai rekomnadsi penilai/Juri kegiatan KKSI kriya batik dan tekstil salah satunya dari pelaku industri atau Pengusaha Batik dari perusahaan yaitu Iwan Haryono, S.Pdi selaku founder/CEO  RQ BATIK dari sentra batik Trusmi Cirebon.

Penyelenggaraan KKSI tahun ini sebagai pengampu atau penanggung jawab penyelenggaraan adalah SMKN 1 Gunungjati Cirebon. Untuk menggali informasi penyelenggraan KKSI kriya kreatif batik dan tekstil tahun 2021 ini penulis mencoba mewawancari salah satu akademisi yang dilibatkan dalam kegiatan tersebut. Beliau adalah Drs. Nurman seorang guru Seni Budaya ahli pewarna batik dari SMKN 1 Gunungjati Cirebon. Berikut adalah rangkuman hasil wawancara dengan beliau.

Berdasarkan informasi yang penulis dapatkan bahwa: peserta yang ikut kegiatan KKSI Kriya Batik dan Tekstil tahun ini terdiri dari 26 SMK dan terbagi dalam 32 kelompok peserta. Setiap kelompok terdiri dari 1 guru pembimbing dan 4 atau 5 peserta didik.  Proporsi peserta didominasi oleh SMK asal Pulau Jawa sekitar 80% dan sisanya 20% berasal dari peserta SMK luar Pulau jawa.

Ketika penulis bertanya tentang kualitas KKSi Kriya Kretaif Batik dan Tekstil 2021 Drs.Nurman mengatakan: berbicara hal kualitas peserta, kami tidak bisa menjelaskan karen masih dalam tahap penjurian dan tema KKSI tahun sekarang berbeda dengan tahun sebelumnya.  Namum dari kuantitas jumlah peserta ada penurunan dibanding dengan peserta KKSI  tahun kemarin.

Hasil penilaian pada penyelenggraan tahun 2019 yang dapat diamati penulis adalah sebagai berikut untuk juara 3 SMKN 3 Pekalongan (JATENG), Juara 2 SMKN 2 Jepara (JATENG) dan Juara 1 SMKN 2 Tegalsari (JATIM). Untuk KKSI Kriya Kreatif Batik dan Tekstil tahun ini kira-kira SMK mana ya?

Kegiatan pelajaran daring dan pengerjaan tugas akhir KKSI ini dimulai 12 Agustus sd. 25 November 2021. Pengumuman hasil penjurian dari kegiatan diperkirakan akan diumumkan di akhir bulan November 2021. Para peserta hari ini tentu masih menunggu hasil keputusan tersebut. Dari 32 peserta aktif yang mengumpulkan tugas akhir sebanyak 30 peserta, artinya 2 peserta mungkin belum atau tidak mengumpulkan.

 "Semoga dengan adanya KKSI, batik bener-bener milik provinsi. Maksudnya setiap provinsi mengembangkan batik. Kaya akan motif, terutama teknik proses dan media batik semakin inovatif..." begitu harapan Drs.Nurman salah satu akademisi yang terlibat dalam kegiatan KKSI tersebut yang berhasil diwawancari melalui media chats Wahtsapp.

Harapan lain dari kegiatan tersebut adalah adanya penambahan pengetahuan dari akademisi, praktisi dalam hal ini pengusaha  dalam pengalaman sikap kreatif yang diperlombakan menjadi pemicu bagi generasi muda khsusnya peserta didik di SMK menjadi lebih kompeten dan siap berkompetisi di dunia kerja. Sehingga opini label SMK sebagai penyumbang pengangguran menjadi terbantahkan. Setidaknya kegiatan Kamp Kreatif SMK Seluruh Indonesia menjadi salah satu faktor pemicu peningkat kualitas lulusan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun