"Captain Fantastic" merupakan film yang memberikan gambaran sebuah utopia keluarga dalam membangun pendidikan dengan mandiri. Captain Fantstic berfokus pada sebuah keluarga yang melawan kondisi saat ini dengan cara yang terkesan tidak biasa. Akan tetapi, hal yang dapat kita pelajari dan mungkin saja bisa diterapkan dalam keluarga adalah peran besar  dari orang tua terhadap anak.Â
Di film ini, saya benar-benar percaya jika keluarga mampu menjadi sekolah pertama yang luar biasa. Sosok Ben (Viggo Mortensen) sebagai ayah dalam film ini, berhasil menjadikan mereka para pembaca dan pembelajar yang baik. Â Walhasil, setiap keunikan anak pun tampak dan terus dikembangkan. Mereka percaya pada kekuatan individu yang unik dan tidak menekankan pada keseragaman.Â
Seringkali kita menggunakan istilah "bodoh" untuk anak yang tak pandai matematika dan "pintar" untuk yang pandai. Padahal, setiap anak memiliki keahliannya masing-masing. Â
Belajar dari Captain Fantastic, keluarga berperan penting dalam menghargai keunikan anak. Hal itu pula akan menjadi tonggak pendidikan karakter yang penting. Sedini mungkin, anak perlu melihat keluarga sebagai ruang belajar yang kemudian menjadi modal utama sebelum menghadapi dunia di luar keluarga. Bukan tidak mungkin, banyaknya masalah yang ada di bangsa kita adalah hasil dari kondisi keluarga yang kurang diperhatikan.Â
Maka, membangun  Indonesia dimulai dari keluarga, adalah pilihan yang mesti dijalankan. George Bernard Shaw, seorang penulis asal Irlandia pernah mengatakan, keluarga yang bahagia adalah surga yang hadir lebih cepat. Selamat Hari Keluarga, 29 Juni.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H