Mohon tunggu...
Sudarmawan Sudarmawan
Sudarmawan Sudarmawan Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Staf Knowledge Management Universitas Paramadina

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bulan Ramadhan = Mendadak Dagang

5 Agustus 2013   07:40 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:37 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_270742" align="aligncenter" width="465" caption="Pasar Kaget Ramadhan ( Sumber : Megapolitan.kompas.com)"][/caption] Bulan Ramadhan adalah salah satu bulan yang memiliki nilai utama di dalam penanggalan hijriah, dimana semua amal kebaikan yang dilakukan oleh semua muslim diberikan ganjar yang berlipat dari Allah SWT dan Dia sendiri merahasiakannya berapa kali lipat ganjarannya dengan kata lain setiap amal kegiatan yang dilakukan oleh seorang muslim adalah hanya untuk Allah.

Selain ganjaran pahala yang dijanjikan oleh Allah SWT, ternyata bulan Ramadhan juga menjanjikan limpahan rizki dan kesempatan untuk berusaha meningkatkan atau menambah penghasilan materi di bulan penurh berkah ini.

Fenomena yang terjadi beberapa tahun kebelakang ini rupanya sudah menjadi hal sangat lumrah dan menarik di negara kita, khususnya kota Jakarta, dimana banyak orang-orang kreatif berlomba-lomba untuk menumbuhkan jiwa wirausaha dengan memanfaatkan moment setahun sekali ini.

Usaha menyediakan aneka menu berbuka puasa tumbuh subur di berbagai tempat, baik di jalan-jalanan kampung sampai dengan di tengah kota. Kawasan Benhil – Jakarta sudah sangat terkenal sebagai surganya beraneka ragam menu berbuka puasa bagi warga yang ingin membeli alternatif lain untuk berbuka puasa. Entah dari kapan fenomena mendadak dagang di bulan Ramadhan ini dimulai, tapi tidak dipungkiri juga hal ini menambah meriah dan berwarnanya suasana disetiap bulan puasa.

Jika kita perhatikan, menu yang ditawarkan oleh pengusaha dadakan ini tidak berbeda dari satu pedangan dengan pedangan lainnya. Disinilah persaingan bebas dan terbuka terjadi. Hanya pedangan yang memiliki menu yang enak dan pelayanan yang baiklah yang akan mendapatkan pelanggan yang banyak dan tentunya barang dagangnnya akan cepat habis diborong oleh konsumen. Meski terjadi persaingan bebas antar pedangang, tapi tidak menimbulkan rasa kecemburuan dan iri diantara masing-masing pedangang. Mereka percaya bahwa masing-masing pedagang memiliki rejekinya sendiri dan konsumennya masing-masing. Mungkin sikap ini ada karena pengaruh dari esensial makna bulan Ramadhan yang mengutamakan untuk menahan dan mengelola hawa nafsu, sehingga rasa iri dan dengki dikesampingan demi memuliakan ibadah puasa mereka.

Mendadak dagang yang tumbuh subur bak jamur dimusim hujan ini memang hal positif yang terjadi di bulan puasa, tapi dibalik ramainya pengusaha dadakan ini yang menjajakan barang dagangannya dipinggir-pinggir jalan ini mengakibatkan para konsumen yang mencari menu berbukan puasa memenuhi sebagian badan jalan, terlebih lagi konsumen yang menggunakan kendaraan baik motor atau mobil. Mereka menjalankan kendaraan dengan perlahan sambil mencari menu apa yang akan mereka beli. Kepadatan para konsumen yang memenuhi badan jalan serta kendaraan yang berjalan dengan perlahan ini menimbulkan tersendatnya lalu lintas dijalanan dan suara klakson kendaraan menambah keriuhan di jalan. Suasana ini tentunya terjadi ketika sore hari dan menjelang berbuka puasa.

Meski bulan Ramadhan hanya datang setahun sekali dengan segala kemuliaannya sudah memberikan dan akan terus memberikan suasana yang meriah dengan berbagai warna-warninya. Ramadhan memang bulan penuh berkah bagi seluruh umat di duniah. Rahmat dan berkah tidak hanya dirasakan dan didapat oleh umat muslim tapi bagi umat lainnya. Itulah makna dari agama Islam yang merupakan agama Rahmatan lil alamin. Semoga kita masih bisa merasakan bulan penuh rahmat ini di tahun depan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun