Kintsugi itu karyaku.
Aku, bukanlah orang yang sempurna.
yang bisa kau banggakan dengan semua karyaku.
Aku, bukanlah orang yang maha tau.
Yang bisa semuanya ku lakukan di semua karyaku.
dan aku, bukanlah orang yang maha mengerti.
Sebab hati dan pikiran ini masih saja banyak perdebatan satu sama lain.
Jadi, jangan kau mengharapkan ku melebihi itu.
Kintsugi itu karyaku.
Diri ini, hanyalah seorang penyair yang kampungan dimataku.
Kata dan kalimatnya pun tak dapat dimengerti oleh orang lain,
Hanya sebuah buku ataupun jaringan internet adalah teman di hidupku,
mungkin ini keretakan hidupku saat ini,banyak yang mendukung tapi malahan meretakan.
Kintsugi itu karyaku.
Keretakan dalam hidupku, akan bisa tersambung kembali.
Oleh alunan emas yang ikhlas dan tulus yang akan mengembalikannya ini,
Keretakan jiwaku, akan bisa disambungkan kembali,
ketika nada dan pikiranku dibalitu oleh jiwa yang ikhlas dan tulus hati.
Kintsugi itu karyaku
Obat saat ini, ialah kenyaman hati dan pikiran.
Sebab tanpa dia badan dan bahkan hidupku tak berguna lagi,
Berguna ketika sambungan emas tersebut dipercikkaan ke tubuh kurus ini,
Maka hidupku akan menjadi lebih tertata dan bermakna.
Sumedang,13 April 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H