Mohon tunggu...
Wawan Darmawan
Wawan Darmawan Mohon Tunggu... Petani - https://www.kompasiana.com/wawan24

Dengan Menulis Engkau Akan Dikenang

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Surat Terakhir untuk Langit

6 Agustus 2024   03:11 Diperbarui: 6 Agustus 2024   17:15 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di sebuah desa yang dikelilingi perbukitan hijau, tumbuh subur sebuah pohon beringin tua. Pohon itu menjadi saksi bisu dari segala peristiwa yang terjadi di desa tersebut. Suatu pagi, seorang anak bernama Bintang menemukan sebuah amplop usang tergeletak di bawah akar pohon beringin. Dengan hati penasaran, Bintang membuka amplop itu dan menemukan selembar kertas yang sudah mulai menguning.

Ternyata, kertas itu berisi sebuah surat. Surat itu ditujukan kepada "Langit". Bintang membaca surat itu dengan perlahan. Dari surat itu, Bintang mengetahui bahwa pengirim surat tersebut adalah seorang anak perempuan yang seumuran dengannya. Dalam surat itu, anak perempuan itu menceritakan tentang kehidupannya yang terasa hampa karena tidak pernah bertemu dengan ibunya. Ia menuliskan semua harapan dan mimpinya, serta kerinduannya yang mendalam pada sosok seorang ibu.

Bintang merasa terenyuh membaca surat itu. Ia membayangkan betapa sedihnya anak perempuan itu karena tidak pernah merasakan kasih sayang seorang ibu. Bintang memutuskan untuk membantu anak perempuan itu. Ia membawa surat itu ke rumah kepala desa dan menceritakan temuannya. Kepala desa sangat terkejut dan meminta Bintang untuk merahasiakan keberadaan surat itu.

Beberapa hari kemudian, kepala desa mengumumkan sebuah sayembara. Siapapun yang bisa menemukan pengirim surat itu akan mendapatkan hadiah yang sangat menarik. Bintang sangat antusias mengikuti sayembara itu. Ia mencari ke seluruh penjuru desa, bertanya kepada setiap orang yang ditemuinya. Namun, usahanya selalu sia-sia. 

Hingga pada suatu hari, Bintang bertemu dengan seorang nenek tua yang tinggal di sebuah rumah kecil di pinggir desa. Nenek itu terlihat sangat bijaksana. Bintang menceritakan tentang surat yang ditemukannya. Nenek tua itu tersenyum dan berkata, "Surat itu mungkin sudah sampai pada tujuannya, Nak." Bintang merasa bingung dengan ucapan nenek itu.

Nenek tua itu melanjutkan, "Langit itu luas, Nak. Lebih luas dari apa yang bisa kita bayangkan. Mungkin saja, langit itu adalah tempat di mana semua doa dan harapan kita akan didengar." Bintang terdiam merenungkan kata-kata nenek tua itu.

Sejak saat itu, Bintang selalu memandang langit dengan penuh harap. Ia percaya bahwa surat yang ditemukannya telah sampai pada tujuannya. Dan ia juga percaya bahwa suatu saat nanti, ia akan bertemu dengan anak perempuan pengirim surat itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun