Dobby Syndrome, yang menjadi viral di media sosial, merujuk pada perilaku menghukum diri sendiri setelah merasa bersalah, mirip dengan karakter Dobby dari Harry Potter. Istilah ini diperkenalkan oleh peneliti Tilburg University dan Vrije Universiteit Amsterdam, Rob Nelissen dan Marcel Zeelenberg. Dalam konteks psikologi, Dobby Syndrome terjadi ketika rasa bersalah bertransformasi menjadi perilaku otoritaskan diri.
Dobby Syndrome bisa timbul saat seseorang tidak memenuhi ekspektasi orang lain atau berasal dari trauma masa kecil, ketika anak merasa tidak pantas mendapatkan sesuatu yang baik berdasarkan perkataan orang tua. Untuk mengatasi gejala ini, penting untuk berhenti mengambil tanggung jawab yang berlebihan dan meningkatkan self-esteem.
Cara mengatasi Dobby Syndrome termasuk mengurangi tanggung jawab yang tidak dapat diatasi, meningkatkan penilaian diri (self-esteem), dan mengubah pandangan terhadap diri sendiri. Pemahaman akan asal mula sindrom ini dapat membantu mengatasi rasa bersalah yang berlebihan dan membangun fondasi kepercayaan diri yang lebih kuat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H