Beberapa hari kebelakang kita dihebohkan dengan berita tentang seorang anak sekolah yang menyatakan ketidakpuasan terhadap makanan yang diterima dari program makan bergizi gratis serta dikritik keras oleh seorang publik figur yang menganngap ketidakpantasan anak tersebut mengungkapkan kekecewaannya. Pantaskah anak berkata tidak puas, apa yang harus kita lakukan sebagai orang tua ?
Program makanan bergizi gratis yang digalakkan pemerintah saat ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia, terutama dalam hal kesehatan dan pencegahan stunting. Program ini digagas oleh Presiden Prabowo Subiyanto dan dilaksanakan oleh Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), (kemenkopmk.go.id)
Program ini, untuk memastikan seluruh penduduk Indonesia memiliki asupan gizi yang baik. Program ini juga akan dilaksanakan di posyandu yang akan menjadi ujung tombak pelaksanaan program makan bergizi dan intervensi gizi. Namun dalam praktiknya masih ada ketidakpuasan dari anak terhadap makanan yang diterima.
Bolehkan Anak Mengungkapkan Ketidakpuasan ?
Laura Markham berpendapat bahwa anak menyatakan ketidakpuasan karena beberapa faktor, seperti kebutuhan emosional yang tidak terpenuhi, harapan orang tua yang terlalu tinggi, dan kurangnya perhatian serta dukungan. Anak juga dapat merasa tidak puas karena perubahan lingkungan, seperti pindah sekolah atau rumah, yang memicu stres dan kecemasan (UNICEF, 2020). Faktor-faktor ini dapat mempengaruhi perkembangan emosional dan psikologis anak.
Ketidakpuasan pada anak dapat berdampak pada perkembangan mental dan emosional, seperti meningkatkan risiko depresi dan kecemasan (American Psychological Association, 2020). Penting bagi orang tua untuk memahami dan mengatasi ketidakpuasan anak dengan cara yang tepat. Menurut Daniel Siegel, orang tua dapat membantu anak mengembangkan kemampuan mengelola emosi dan meningkatkan kesadaran diri melalui komunikasi yang efektif dan penerimaan yang tidak kondisional.
Manfaat Membiarkan Anak Menyatakan Ketidakpuasan
Membiarkan anak menyatakan ketidakpuasan memiliki manfaat signifikan dalam perkembangan emosional dan sosial. Menurut Dan Kindlon, memungkinkan anak mengungkapkan perasaannya secara bebas dapat meningkatkan kesadaran emosional, kemampuan mengelola konflik, dan hubungan interpersonal yang lebih baik. Hal ini juga membantu anak mengembangkan kemampuan berkomunikasi efektif dan membangun kepercayaan diri.
Membiarkan anak menyatakan ketidakpuasan juga mendukung perkembangan kemandirian dan kreativitas. Memberikan kebebasan pada anak untuk mengungkapkan pendapatnya dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis, inovasi, dan kemampuan menyelesaikan masalah. Hal ini juga membantu anak mengembangkan identitas diri yang kuat dan mandiri, (alfie Kohn)
Anak Tidak Puas Terhadap Makanan
Anak merasa tidak puas ketika tidak mendapatkan mainan yang diinginkan, tidak dipilih sebagai pemain utama dalam tim, atau tidak mendapatkan nilai yang diharapkan. Dijelaskan Markham, dalam situasi ini, orang tua perlu mendengarkan perasaan anak dan memberikan dukungan emosional, mendengarkan aktif dan memberikan validasi perasaan anak dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan hubungan orang tua-anak.
Untuk menghadapi situasi tersebut, orang tua dapat melakukan beberapa langkah diantaranya mendengarkan aktif dan memberikan perhatian penuh, mengakui dan memvalidasi perasaan anak, membantu anak mengidentifikasi penyebab ketidakpuasan, mencari solusi bersama-sama serta mengajarkan kemampuan mengelola emosi dan kesabaran.
Dalam kasus kekecewaan anak terhadap makanan yang diterimanya, tidak memaksa anak untuk makan jika tidak ingin dan ditanyakan alasannya. Bisa memberikan pilihan makanan yang sehat, menarik dan variatif ataupun memilih langsung. Diberikan penjelasan juga tentang manfaat makanan tersebut untuk kesehatan.
Kesalahan Umum yang Dilakukan Orang Tua
Orang tua sering melakukan kesalahan seperti memaksa anak untuk makan, menggunakan makanan sebagai penghargaan atau hukuman, dan tidak memperhatikan kebutuhan nutrisi anak. Kesalahan ini dapat menyebabkan anak mengalami masalah makan, seperti selektif makan, makan berlebihan, atau gangguan makan (Kementerian Kesehatan RI). Selain itu, orang tua juga sering tidak  memperhatikan perasaan anak, sehingga anak merasa tidak didengar dan tidak dipahami.
Lebih lanjut Markham menjelaskan bahwa  kesalahan orang tua dapat berdampak pada kesehatan fisik dan mental anak. Untuk menghindari kesalahan ini, orang tua perlu memahami kebutuhan anak, mendengarkan perasaan anak, dan memberikan dukungan emosional. Orang tua juga perlu memperhatikan pola makan anak, memilih makanan sehat, dan menghindari konflik saat makan.
Peran Orang Tua
Anak dapat tumbuh sehat dan memiliki hubungan yang baik dengan orang tua. Ketidakpuasan anak sering kali diekspresikan melalui perilaku marah, menangis atau mengeluh. Orang tua perlu menyikapi situasi ini dengan tenang dan sabar. Mendengarkan aktif dan memberikan validasi perasaan anak dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan hubungan orang tua-anak. Hal ini juga membantu anak mengembangkan kemampuan mengelola emosi.
Menyikapi ketidakpuasan anak dengan tepat dapat membantu meningkatkan kepercayaan diri, kemampuan mengelola emosi, dan hubungan orang tua-anak yang lebih baik. Selain itu, anak juga dapat mengembangkan kemampuan berkomunikasi efektif dan menyelesaikan konflik.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI