Mohon tunggu...
Wawan Ridwan AS
Wawan Ridwan AS Mohon Tunggu... Guru - Guru dari Cikancung

Konsep, Sikap, Action menuju Good Respect. Ikut Peduli Dunia Pendidikan, Berbagi Motivasi Khazanah Keilmuan

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Perkelahian Virtual, Ketika Kebebasan Mengancam Kesantunan dan Norma

17 Januari 2025   03:22 Diperbarui: 17 Januari 2025   03:22 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menjagi Etika Berkomunikasi di Media Sosial (unsplash.com)

Kita juga perlu menanamkan nilai-nilai etika komunikasi adalah dengan menjadi contoh teladan. Orang tua, guru, dan tokoh publik memiliki peran yang sangat penting dalam hal ini. Ketika anak-anak melihat orang dewasa berkomunikasi dengan sopan, santun, dan penuh empati di media sosial, mereka akan cenderung meniru perilaku tersebut. Selain itu, kita juga perlu melibatkan mereka dalam diskusi tentang etika digital, menjelaskan mengapa perilaku tertentu tidak dapat diterima, dan bagaimana hal itu dapat berdampak pada orang lain.

Pendidikan formal dan non-formal juga memiliki peran yang krusial. Tidak hanya regulasi dan sosialisasi namun perlu juga edukasi lebih dini untuk generasi saat ini. Sekolah perlu memasukkan materi tentang etika digital ke dalam kurikulum, baik itu dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, Pendidikan Kewarganegaraan, maupun mata pelajaran lain yang relevan. Selain itu, kegiatan ekstrakurikuler seperti debat, menulis, dan jurnalistik dapat melatih siswa untuk berpikir kritis, menganalisis informasi, dan mengekspresikan diri dengan baik. Di luar sekolah, berbagai platform online dan komunitas dapat menyediakan ruang bagi anak-anak untuk belajar tentang etika digital melalui permainan, kuis, dan diskusi interaktif.

Kebebasan kita dalam berkomunikasi, berpendapat satu pandangan atau berbeda dengan siapapun, dengan cara apapun, dimanapun hendaklah mampu menjaga hubungan yang baik meskipun berbeda pandangan. Perbedaan adalah rahmat, menghargai lawan dan perbedaaan sebagai teman berpikir dan memperbarui pendalaman wawasan untuk mematangkan sikap, tentunya harus dilakukan dengan cara yang lebih bijak dan sesuai norma etika keadaban bangsa kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun