Saat ini, berbagai langkah peningkatan kompetensi guru sudah mulai marak tersebar diberbagai kondisi, pengembangan profesi guru, worksop, seminar, pelatihan baik secara formal maupun informal banyak dilaksanakan. Kegiatan ini tentu saja suatu indikator yang baik dalam upaya peningkatan kompetensi guru yang dinamis sesua dengan perkembangan zaman dan siswa itu sendiri. Namun yang perlu ditekankan kita bersama tidak hanya sekedar mendapatkan simbol pelatihan berupa sertifikat, piagam ataupun thropy lainnya dan kelengkapan administarsi semata. Lebih jauh dari itu secara tanggung jawab moral profesional. Pendidik mampu menerjemahkan konsep dan model yang tepat buat siswa, kita mampu mentransformasikan diri sebagai pendidik era milenial dalam internalisasi pembelajaran dan lingkungan.
Pembelajaran Bermakna
Pada dasarnya baik guru mata pelajaran umum ataupun guru agama, setiap peran guru tersebut sudah terstigma dimasyarakat bahwa guru memiliki tanggung jawab moral untuk merepresentasikan diri sebagai pribadi yang patut dicontoh, wajib merepresentasikan diri dalam bentuk nyata, sikap, ucapan dan tindakan yang sesuai dengan label guru di masyarakat. Ketika ada seorang yang berprofesi guru memperlihatkan perilaku yang tidak sesuai dengan profesinya akan mendapat penilaian negatif yang lebih dibandingkan profesi lain yang melakukan tindakan serupa.
Jika dalam posisi tersebut adalah guru agama maka penilaian negatif tersebut lebih tajam, karena pengajaran yang dilakukan disekolah yaitu agama, merupakan bagian penting dari kehidupan, yaitu agama pula, hubungan dengan Tuhan. Hal ini harus dijadikan prioritas diri, dengan kompetensi, jabatan profesi yang didapat secara formal, maupun berteknologi dalam pengembangan diri agar merepresentasikan diri dalam bentuk nyata, menjadi teladan, bisa memberikan tambahan pemahaman, sehingga masyarakat bisa menerima kita dengan label yang baik, sebagai profesi guru disekolah dan sebagai warga masyarakat yang mampu menjadi pribadi yang baik pula.
Perkembangan tekonologi informasi, perkembangan zaman adalah sebuah keniscayaan, kita tidak bisa menghindar dari itu, seyogyanya dapat memberi akses kemudahan dalam melakukan aktifitas, terkhususs pembelajaran. Pendidik tidak terjebak atau gagal faham dalam menyikapi situasi dinamis saat di sekolah dan bermasyarakat.
Tantangan yang dihadapi sangat dinamis, beragam, kompleks dan cepat, memerlukan strategi, kompetensi guru yang ideal agar dapat meminimalisir dampak negatif teknologi dan memaksimalkan kelebhan teknologi. Guru sebagai garda terdepan dalam pembelajaran mampu beradaptasi dengan keadaan melalui persiapan, pembimbingan peningkatan kompetensi, serta pembaharuan diri agar terus berkembang dan dapat menjawab tantangan pembelajaran secara maksimal maupun berada dalam lingkungan masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H