Tantangan Guru dalam Pembelajaran dan Citra Masyarakat
Pada masa lampau ada ungkapan yang berbunyi "guru kencing berdiri, murid kencing berlari". Mungkin saat ini kata "berlari" sudah berubah menjadi kata "sprint". Dimana perkembangan teknologi Informasi  mempengaruhi pula dinamika belajar, baik guru maupun siswa. Teknologi saat ini yang serba cepat ikut mempengaruhi pola pikir. Tahapan-tahapan proses yang seharusnya dilewati secara cermat terkadang ikut dipengaruhi pragmatisme tadi. Misalnya dalam proses pembelajaran, terkadang guru hanya menggunakan Chat WA, kirim file, memberi tugas tanpa melakukan internalisasi belajar secara sistematis. Ironisnya siswapun disikapi siswa secara pragmatis pula.
Sehingga output yang muncul bisa menjadi tidak maksimal dan bias, terutama pada siswa yang memerlukan penjelasan secara mendalam, tidak bisa langsung memahami. Selain itu output belajar yang didapat dapat menimbulkan berbagai persepsi, interpretasi anak terhadap tugas yang diberikan maupun terhadap guru yang memberikan tugas. Keadaan ini perlu disikapi secara proprsional untuk menyeimbangkan antara perkembangan teknologi sebagai tuntutan zaman dan kebutuhan belajar siswa yang seharusnya.
Saat ini perkembangan ilmu dan teknologi sangat berkembang pesat, dimana arus informasi yang masuk sudah tidak mengenal ruang dan waktu. Dalam waktu sekejap informasi bisa sampai ketempat manapun didunia melalui berbagai media online. Informasi-informasi tadi terdiri atas banyak informasi yang bernilai positif maupun negatif, bahkan banyak yang tidak bisa disaring oleh regulasi, karena informasi dan media tersebut bersifat global universal.
Dilain sisi, kemajuan IPTEK berpengaruh pula terhadap pola kehidupan masyarakat yang konsumerisme, tidak mau disebut ketinggalan jaman, update dengan barang yang terkadang tidak perlu dan belum waktunya. Sehingga berdampak pula pada anggota keluarga, anak-anak yang notabene masih sekolah, bahkan anak balitapun sudah diberikan fasilitas yang dapat mengakses informasi tersebut diatas, yang sering juga tidak terawasi dengan baik oleh orang tua.
Keadaan ini sangat mengkhawatirkan, karena anak yang seharusnya mendapat informasi, ilmu pelajaran di sekolah, malah bersaing dengan arus informasi diluar sekolah melalui media online tersebut, sehingga berdampak pula pada kondisi anak baik dari motivasi belajar, perilaku dan berbagai kekhawatiran lainnya.
Dalam keadaan seperti ini, tekanan seorang guru seringkali ikut terjebak, karena sebagian orang tua terkadang menyalahkan guru/sekolah jika kondisi anaknya tidak sesuai dengan yang diharapkan, apalagi jika berkaitan dengan akhlak, praktek ibadah, Guru agama lebih disorot tajam dan berdampak pula pada citra diri guru di masyarakat.
Kondisi ini menjadi sebuah tantangan pendidikan baik dari pemerintah, lembaga pendidikan, dan guru itu sendiri, diperlukan langkah-langkah strategis pendidikan agar dapat meminimalisir problematika yang terjadi agar output pendidikan dapat terimplementasikan dengan baik pada diri anak, yang didukung pula oleh orang tua dan lingkungan masyarakat.
Pembimbingan Guru yang Efektif.
Dalam rangka meningkatkan kompetensi guru saat ini diperlukan pembimbingan. Sebagai seorang guru dan individu, kita tidak lepas dari perlunya bantuan orang lain. Bantuan yang berupa pembimbingan yang sedikit waktu belum tentu maksimal, pembimbingan dengan frekuensi tinggi belum tentu juga effektif. Diperlukan persiapan, perencanaan, materi, program yang terstruktur agar pelaksanaan pembimbingan yang dilakukan tepat sasaran. Hal ini bertujuan agar guru dapat terus berkembang menghadapi dinamika pembelajaran di era ini, agar mutu pembelajaran terus meningkat.