Mohon tunggu...
Wawan Ridwan AS
Wawan Ridwan AS Mohon Tunggu... Guru - Guru dari Cikancung

Konsep, Sikap, Action menuju Good Respect. Ikut Peduli Dunia Pendidikan, Berbagi Motivasi Khazanah Keilmuan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Perundungan di Sekolah, Bagaimana Mencegahnya ?

6 Januari 2025   21:12 Diperbarui: 6 Januari 2025   21:17 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perundungan yang lebih dikenal dengan istilah bullying merupakan sebuah perilaku agresif seseorang yang dilakukan secara berulang pada individu atau kelompok tertentu yang bertujuan menyakiti atau mengintimidasi. Perundungan ini dapat berupa fisik, verbal, ataupun sosial. Perundungan fisik melibatkan tindak kekerasan seperti memukul, menendang, atau merusak barang milik orang lain. Sedangkan tindakan perundungan verbal dapat berupa hinaan, ejekan, ancaman, ataupun penyebaran rumor. Perundungan sosial melibatkan pengucilan, gosip, atau manipulasi hubungan sosial.

Dampak dari perundungan memang sangat serius, mulai dari masalah kesehatan mental seperti depresi, kecemasan hingga perilaku berisiko seperti bunuh diri. Penelitian Smith menggambarkan  korban bullying cenderung akan mengalami kesulitan dalam bersosialisasi serta memiliki prestasi akademik yang rendah. Perundungan bisa terjadi dimana saja tidak terkecuali sekolah, penting untuk meningkatkan kesadaran akan bahaya perundungan dan menciptakan lingkungan yang aman bagi semua orang.

Mengapa Terjadi Perundungan ?

Perundungan di sekolah merupakan masalah serius yang seringkali melibatkan tindakan fisik, verbal, atau sosial yang berulang-ulang. Anak yang menjadi korban biasanya mengalami tekanan psikologis yang signifikan, seperti kecemasan, depresi, dan penurunan rasa percaya diri. Perilaku seperti mengejek, mengucilkan, atau bahkan kekerasan fisik membuat korban merasa tidak aman dan terisolasi di lingkungan sekolah.

Faktor-faktor seperti perbedaan individu, dinamika kelompok, dan lingkungan keluarga dapat menjadi pemicu terjadinya perundungan. Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan upaya bersama dari seluruh komponen sekolah, termasuk guru, siswa, orang tua, dan konselor, untuk menciptakan lingkungan sekolah yang aman, inklusif, dan bebas dari perundungan

Kita selaku orang tua, pendidik dan warga masyarakat diharapkan dapat proaktif untuk bisa mencegah dan menanggulangi peristiwa seperti ini agar tidak merusak generasi masa depan kita. Terkait perundungan di sekolah ada beberapa hal yang harus difahami dan upaya apa saja yang bisa dilakukan sekolah untuk menanggulangi perundungan ini. Melalui sosialisasi edukasi yang tepat agar kasus seperti ini bisa dicegah.

Nilai yang Harus Ditanamkan

Beriman, bertakwa kepada Tuhan YME dan akhlak mulia dengan akhlak pribadi yang berintegritas dan mampu merawat diri secara fisik, mental, dan spiritual. Membiasakan anak untuk bersikap jujur dan berani dalam menyampaikan kebenaran atau fakta. Membentuk sikap disiplin, rapi, membersihkan dan merawat tubuh, menjaga tingkah laku dan perkataan dalam semua aktivitas kesehariannya.

Bernalar kritis, saat anak memperoleh sebuah informasi, dapat memproses dan mengolah informasi dan gagasan tersebut untuk bertanya jika tidak jelas, identifikasi, klarifikasi dan konfirmasi untuk langkah tindak lanjut yang tepat terhadap suatu permasalahan mengenai dirinya dan lingkungan sekitarnya. Sehingga mampu menjelaskan alasan yang relevan dalam penyelesaian masalah dan pengambilan keputusan

Berkeadaban sebagai sebuah keshalehan individual, menjunjung tinggi akhlak mulia, berkarakter, identitas, dan integritas.

Dinamis dan inovatif, berpikiran terbuka, bernalar kritis & berjiwa kompetitif, tanggap terhadap lingkungan sosial, mampu bekerjasama,  memperoleh dan  mengolah informasi, serta menentukan pilihan dan mengambil keputusan di kehidupan sehari-hari.

Edukasi dan Sosialisasi

Edukasi dan sosialisasi dilakukan untuk menguatkan siswa sebagai profil pelajar Pancasila, melalui telaah kasus tentang bullying. siswa diharapkan mampu mengembangkan dan mengoptimalkan kemampuan dirinya dalam berkomunikasi, bernegoisasi, dan persuasi dalam mengulas dan memberikan keyakinan suatu topik yang dibahas secara komprehensif dan holistik. Kegiatan dilakukan secara mandiri dan berkelompok untuk menguatkan kemampuan kolaborasi, komunikasi, bernalar kritis, dan berdaya cipta secara kreatif dalam mengembangkan ide dan gagasan secara utuh siswa.

Pelaksanaan Edukasi dan Sosialisasi

Anak diberikan materi/menyaksikan tayangan yang berhubungan dengan bullying oleh guru/konselor yang kompeten. Beberapa pertanyaan dasar untuk dijawab anak sebagai pemantik. Kemudian dibahas secara mandiri ataupun kelompok. Setelah anak memahaminya, diberi sebuah contoh kasus terkait perundungan untuk difahami dan mencari jawaban anak, apa langkah yang mereka harus ambil sebagai sebuah tindakan yang benar.

Beberapa pertanyaan mendasar yang bisa diajukan pada anak untuk mengetahui dimensi nilai-nilai yang seharusnya mereka pegang, diantaranuya :

  • Bagaimana kita bisa memperoleh informasi penting dan benar?
  • Bagaimana menghindari bullying dari informasi yang kita peroleh?
  • Apa yang harus dilakukan jika kita menemukan informasi bullying?
  • Apa yang harus dilakukan jika kita terlanjur menyebarkan berita bullying?

Setelah anak mampu menjawab dan memahami pertanyaan-pertanyaan dasar tadi dan penguatan dari guru yang dilengkapi media tambahan, secara mandiri ataupun kelompok siswa mengulas dan mereview kembali hasil jawaban yang telah dibuat sebagai pemahaman bahwa perundungan itu salah dan harus dihindari.

Pelibatan Siswa Secara Proaktif

Pelibatan siswa secara proaktif dalam edukasi ini mutlak diperlukan agar esensi materi dapat difahami secara nyata. Mereka diaktifkan melalui presentasi, pemaparan dan interaksi secra langsung terkait studi kasus yang dibahas. Pendekatan komunikasi secara interaktif, komunikatif, efektif, dan persuasif agar siswa dapat terasah kemampuan komunikasi, kolaborasi, negoisasi, dan persuasinya  

Relevansi Edukasi Sosialisasi dengan Lingkungan Sekolah

Masa usia dasar adalah usia yang cukup rentan bagi peserta didik. Terutama pada anak yang berada di Fase B/Kelas Tinggi. Anak-anak cenderung melakukan sesuatu berdasar yang dilihat tanpa mengetahui dampak lanjutannya. Anak-anak lain seringkali dijadikan sasaran dalam melakukan tindakan-tindakan sebgai bentuk ekspresi dan eksistensi yang cenderung perundungan atau bullying.

Keadaan ini terkadang semakin meluas seiring dengan pesatnya tekhnologi informasi dan komunikasi, peserta didik kita saat ini masuk sebagai Generasi Z yang menerima arus informasi secara cepat melalui media sosial yang juga marak dengan adanya cyber bullying.

Sebagai pendidik kita harus tanggap dengan fenomena terjadinya bullying di lingkungan sekolah dan memikirkan suatu kegiatan yang dapat mencegah terjadinya bullying. Tidak hanya dalam kegiatan pembelajaran, tetapi juga dibuat dalam sebuah program kerja sebagai langkah serius dalam penanggulangan perundungan.

Refleksi Siswa

Siswa diharapkan mendapat manfaat apa yang diperoleh dari kegiatan yang telah dilaksanakan, melalui aktivitas yang telah dilakukan agar sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Serta mampu mengatasi masalah dan hambatan jika terjadi agar terhindar dari perundungan.

Evaluasi Sekolah

Sekolah mengevalusasi kegiatan, baik materi yang relevan, metode yang digunakan, implementasi edukasi, kendala hambatan yang terjadi agar esensi kegiatan bisa tersampaikan pada siswa untuk perbaikan kegiatan selanjutnya. 

Peningkatan komunikasi dengan orang tua, pengawasan dan penguatan tata tertib, peraturan dan kebijakan sekolah ditinjau ulang agar lebih mendukung pada tujuan dan anak berada berada pada lingkungan yang kondusif sehingga anak nyaman dan mampu memaksimalkan potensi belajar dirinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun