Akhir-akhir ini sering kita melihat dalam berbagai media online beberapa kasus yang menimpa emak-emak. Menjadi korban penipuan investasi karena terlalu percaya pada janji keuntungan cepat. Konflik antar tetangga karena salah paham yang tidak diselesaikan secara logis, emak-emak yang masih sembarangan dalam berkendara karena tidak memahami aturan lalu lintas, Pengambilan keputusan yang tidak tepat karena terpengaruh oleh opini tetangga. Konflik dengan suami karena kecemburuan berlebihan yang tidak didasarkan pada fakta. Menghabiskan uang untuk membeli barang-barang yang tidak perlu karena terpengaruh oleh iklan, dan banyak cerita lainnya.
Kasus-kasus seperti diatas sering disebabkan oleh kurangnya pemikiran secara bijak dan logis, kurangnya pemikiran kritis, keterbatasan pengetahuan, pengaruh emosi, kurangnya kesadaran diri dan pengaruh lingkungan. Penting untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan tentang filsafat, mengembangkan pemikiran kritis dan logika, serta memahami kelemahan dan kekuatan diri sendiri untuk mengambil keputusan yang tepat dan bijak
Filsafat dalam bahasa sederhana bisa dikatakan sebuah pemikiran bijak, merupakan suatu ilmu yang mempelajari hakikat realitas, pengetahuan, nilai, dan kebenaran melalui pemikiran kritis dan analitis. Plato mengartikan bahwa pemikiran bijak sebagai sebuah pencarian kebijaksanaan dan pemahaman tentang dunia dan manusia melalui refleksi dan kritik. Dalam makna yang lebih luas, Aristoteles memaknai filsafat sebagai upaya sistematis untuk memahami struktur, makna, dan tujuan kehidupan manusia.
Berkaitan dengan emak-emak, filsafat diarahkan pada studi tentang peran, hak, dan pengalaman emak-emak dalam masyarakat. Simone de Beauvoir dan Betty Friedan memperkenalkan konsep kesetaraan gender dan kebebasan emak-emak. Filsafat emak-emak lebih berfokus pada:
Kesatu, Kesetaraan gender: Menurut Beauvoir, emak-emak harus memiliki kesempatan yang sama dengan laki-laki.
Kedua, Kebebasan: Friedan menekankan pentingnya kebebasan emak-emak dalam memilih karir dan kehidupan pribadi.
Ketiga, Pengalaman emak-emak: Carol Gilligan menyoroti pentingnya pengalaman emak-emak dalam membentuk identitas dan kesadaran.
Pemikiran yang bijak memiliki dampak signifikan pada kehidupan sehari-hari, membantu mempertajam pemikiran kritis, analitis dan logis. Mengembangkan kemampuan untuk menganalisis situasi, menilai nilai-nilai dan membuat keputusan yang tepat. Hal ini membantu kita dalam menghadapi tantangan hidup, mengambil keputusan yang bijaksana dan meningkatkan kualitas hidup.
Selain itu, kebijaksanaan dalam berpikir dapat membantu kita memperdalam pemahaman tentang diri sendiri, Tuhan, dan alam semesta, menemukan makna hidup, mengembangkan kesadaran moral dan meningkatkan empati terhadap orang lain.
Pemikiran logis dan emosi/perasaan sering kali dianggap sebagai dua hal yang bertentangan, terutama dalam konteks emak-emak yang dianggap lebih emosional dan perasa. Namun, keduanya dapat saling melengkapi dan meningkatkan kekuatan emak-emak dalam pengambilan keputusan dan pemecahan masalah.