Remaja sebagai seseorang yang berada pada masa perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosial- emosional. Perubahan biologis, kognitif, dan sosial yang terjadi berkisar dari perkembangan fungsi seksual, proses berpikir abstrak sampai pada kemandirian. Masa remaja dimulai kira-kira usia 10-13 tahun dan berakhir antara usia 18 -- 22 tahun. Pada setiap remaja harus menemui masa-masa dimana terdapat definisi baru mengenai peran gender mereka yang merupakan set harapan dalam menerapkan bagaimana seharusnya perempuan dan laki-laki berpikir, bertingkah laku, dan berperasaan, santrock 2003.
Para remaja harus sudah belajar memahami dirinya sesuai gender mereka, apakah mereka sebagai laki-laki ataukah perempuan. Peran orang tua sangat penting dalam memandu anaknya yang berada di fase ini agar tidak terjadi persimpangan jalan. Konsep yang digunakan untuk mengidentifikasi laki-laki atau perempuan dari sudut biologis maupun non-biologis.
Hal ini diperlukan untuk membuat sebuah standar pada diri seseorang, sebagai sebuah standar operasional prosedur dan job deskripsi untuk langkah dan tindakan selanjutnya. Seorang laki-laki dapat memastikan bahwa dia seorang laki-laki yang seperti apa menjadi laki-laki, apa yang seharusnya dimiliki dan langkah apa yang harus diambil agar menjadi seorang lelaki sejati. Begitupun sebaliknya untuk perempuan.
Jati Diri
Masa remaja berada dalam fase yang penuh gejolak, individu mulai membentuk identitas diri mereka. Salah satu aspek penting dari pencarian jati diri ini adalah eksplorasi gender. Mempertanyakan norma-norma di masyarakat, mencoba menemukan bagaimana mereka mengidentifikasi diri mereka sendiri. Proses ini sangatlah individual dan unik bagi setiap remaja, dipengaruhi berbagai faktor keluarga, teman sebaya, media, dan pengalaman pribadi.
Remaja seringkali menghadapi berbagai tantangan. Tekanan untuk sesuai dengan ekspektasi yang telah ditetapkan oleh masyarakat dapat membuat mereka merasa bingung dan tidak nyaman. Namun, masa remaja juga merupakan waktu yang tepat untuk bereksperimen dengan berbagai identitas gender. Remaja mungkin mencoba gaya berpakaian yang berbeda, mengeksplorasi minat yang dianggap tidak sesuai dengan gender mereka, atau bahkan mencoba nama panggilan yang berbeda. Eksperimen ini merupakan bagian alami dari proses penemuan diri dan membantu remaja untuk memahami diri mereka dengan lebih baik.
Realitas sosial
Remaja yang hidup di era sekarang sudah dihadapkan pada kehidupan yang lebih pragmatis dan instan. Segala sesuatu seakan menjadi mudah didapat meskipun hal tersebut sebagai apakah sebuah kebaikan buat diri atau malah terjebak. Tidak ada pembanding hidup dengan era sebelumya yang masih minim fasilitas dan kecanggihan teknologi. Sehingga proses yang dialami kurang mendalam tanpa mempelajari makna terdalam diri mereka seharusnya.. Melakukan sesuatu tanpa berpikir resiko besar yang akan terjadi, pergaulan bebas, dugem, pulang kerumah gaming, rebahan, medsos, meminta dibelikan barang baru tanpa memikirkan keadaan orang tuanya, dan banyak hal lain sebagai sebuah kesenangan diri.
Remaja, Perbaiki Langkahmu
Mendapatkan harapan yang lebih baik tentu harus diiringi sikap dan tindakan lebih baik pula, melalui serangkain proses perjalanan agar menuju lebih baik. Seolah terasa pahit dan berat, namun itu adalah pembekalan internalisasi diri.
Sikap, Cara pandang memahami dirimu, orang lain, lingkungan, dan apapun itu yang bisa mempengaruhi dirimu. Sikap akan memberimu apa yang akan didapatkan untukmu.
Konsep, Rencana dan siapkan dengan matang, lakukan dengan lebih tertata dan bertahap. Mana yang penting tidak penting, baik tidak baik, salah benar, mana yang bisa segera diselesaikan agar perjalanan lebih efektif. Modal nekad, spekulasi buta, tanpa perhitungan matang hanya akan menenggelamkan dirimu.
Rasional, Realistis logis objektif, ukur kemampuan dan keadaan, memaksimalkan diri tetap berlari, menyeeimbangkan pikiran dan emosi, proporsional dalam menempatkan diri.
Intelegensia, Cerdas cermat dalam berpikir bertindak, terus belajar untuk meng-upgrade diri, baik duunia maupun agama.
Passion, Sugesti diri yg baik dan positif, afirmatif, menikmati apa yang sedang dihadapi,
Strong, Kuat, ulet sabar gigih menjalani proses perjalanan dengan semangat diri untuk terus maju, ikhlas tawakal qonaah
Impian, Cita-cita, lihat masa depan diri, keluarga dan impian kita. Apa tujuan yang ingin dicapai, tidak akan pernah sampai jika tak pernah melangkah.
Pembelajaran bermakna
Memahami diri sebagai lelaki atau perempuan akan faham bagaimana seharusnya diri berperan, bertanggungjawab dalam kehidupan sehari-hari, serta bagaimana mereka berpenampilan, bertindak melangkah maju. Â Pengetahuan dan pendidikan adalah indicator terpenting untuk membentuk karakter diri.
Remaja harus berhati-hati dan selektif dalam menjalin pergaulan serta diperlukan pemahaman yang tepat, pendalaman pendidikan agama, dan pelestarian nilai-nilai norma kehidupan dan  budaya.Â
Mencari jati diri adalah proses kompleks berkelanjutan. Eksplorasi diri sebagai lelaki atau perempuan merupakan bagian penting dari perjalanan ini. Dengan dukungan yang tepat, kita dapat menemukan identitas diri yang paling sesuai dengan diri mereka dan hidup dengan autentik kodratnya masing-masing.
Dukungan dari orang-orang terdekat dapat membantu merasa lebih percaya diri dan menemukan tempat mereka di dunia. Mendapat akses ke informasi yang akurat dan sumber daya relevan sangat penting dalam membantu memahami berbagai konsep dan orientasi diri.
Tak ada klaim laki-laki ataupun perempuan yang menjadi istimewa di hadapan Tuhan, maka barang siapa yang ingin memperoleh derajat yang tinggi maka hendaklah bertakwa. Tidak ada alasan perbedaan antara laki-laki dan perempuan dalam kapasitas manusia sebagai makhluk. Keduanya mempunyai potensi dan peluang yang sama untuk menjadi makhluk yang ideal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H