Mohon tunggu...
Irwan Thahir Manggala
Irwan Thahir Manggala Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Orang yang Sudah Mati Benar-benar Sudah di ALAM KUBUR . Semoga kita terhindar dari golongan orang yang SEMANGATNYA LAGI TERKUBUR.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sampul Depan Buku Malala

21 Januari 2016   06:48 Diperbarui: 21 Januari 2016   06:48 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pesona Menakjubkan: Irwan Thahir Manggala - Indonesia Lawyers Club(ILC) yang ditayangkan TV One dalam siaran langsung dua malam lalu sanat menarik. Seperi biasa Karni Ilyas sang presenter ILC selalu mengunkit cuplikan kata dari orang-orang terkenal. Nama Malala Yosfiani, gadis asal Pakistan disebutkan oleh Karni Ilya. Saya tidak bisa menangkap ucapan secara utuh, tapi yang terlintas disinggung kalau dibulan Juni tahun ini Malala akan berusia 19 tahun. Ada ucapan Malala yang diucapkan kembali oleh Karni Ilyas.

Pembicaraan malam itu sangat seru karena ada tampilan Alim Imran dari balik penjara yang turut dihadirtkan dalam forum ILC. Tokoh dan pengamat yang hadir anatara lain, tokoh PB NU, Adzumardi Azra, Nasir Abbas, Kapolda DKI, Ansyaad Mbai(mantan Ketua BNPT), Romo Benny Susetyo, dan Hendopriyono, mantan Kepala BIN. Pembicaraan panjang tentang isu dan dampak teror bom di Sarinah Thamrin Jakarta.

Hendropriyono berbicara yang paling akhir banyak menyinggung hal teknis untuk langkah taktis memberantas terorisme. Menurut guru besar intelijen pertama di Indonesia itu perlu ada penjara khusus bagi pelaku tindakan terorisme. Beberapa pelaku teror yang seperi Ali Imran sudah bisa diloggarkan dari penjara untuk menjajaki kembali jaringan luas gerakan terorisme. Adzumardi Azra bisa menjadi pembicara yang mencerhkan. Hal strategis bermuatan nilai dan kajian sejarah diulas guru besar sejarah peradan Islam itu.  

Saatnya untuk mengiombangi suasana genting mengatasi teror di Indonesia dalah dengan cara menghdirkan kembali sosok Malala. Saya pernah menuliskan profile Malala di Kompasiana. Ada kliping saya tentang perjalanan panjang perjuangannya dengan dunia anak dan perempuan di Pakistan. Siapa tahu ada yang mau mendampingi seklagus membantu untuk menampilkan sosok Malala dalam pidato atau presentasi singkat untuk kalangan  siswa saya di Desa Samangki Kecamatan Simbang Kabupaten Maros Sulawesi Selatan       

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun