Mohon tunggu...
Irwan Thahir Manggala
Irwan Thahir Manggala Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Orang yang Sudah Mati Benar-benar Sudah di ALAM KUBUR . Semoga kita terhindar dari golongan orang yang SEMANGATNYA LAGI TERKUBUR.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

I am Happy to be Nona Ambon

16 Mei 2015   04:28 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:58 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_380298" align="aligncenter" width="300" caption="Foto Irwan Thahir Manggala"][/caption]

Pesona Menakjubkan: Irwan Thahir Manggala - Mengulas berita Ambon tidak  akan bisa lepas-pisah  dari masa traumatik peristiwa konflik sosial yang dipicu awal bulan Januari tahun 1999. Tulisan ini bisa menjadi cermin, khususnya bagi kaum wanita Ambon yang (berposisi)kini lepas masa remaja (dewasa) tapi masih sempat mengenang masa indah (usia) anak di Kota Ambon Provinsi Maluku.

Rekaman cerita ini saya dapat langsung dari Bena, putri saya yang kini menjelang masa pertengahan kuliah di Makassar. Bena sempat bercerita dia bersekolah di SD Negeri 73  yang dominan semua siswanya beragama Kristen. Posisi dekat dari rumah, adalah menjadi alasan Bena untuk bergabung dengan SD yang kesemua gurunya beragama Kristen. Hanya ada 1 guru muslim - itu pun guru agama Islam yang bertugas di SD Negeri disamping Kampus Universitas Pattimura itu. Masa konflik panas di tahun masa belajar Bena membuat guru agama Islam itu pun tidak aktif.

Bena bisa menyesuaikan dengan situasi  seperti itu. Malah saya mendapatkan Bena langsung bisa berkomunikasi hingga pergi ke rumah sahabat kelasnya yang berbeda agama. Bena sempat bercerita kalau dia sempat bermain di rumah salah seorang teman sekelasnya. Kebetulan juga posisi kuburan (Pekuburan Islam di Manggadua) kakek H. Thahir Manggala. Bena pun mengakui hubungan erat dengan sahabatnya itu  sampai kini masih berlanjut - lewat online.

[caption id="attachment_380334" align="aligncenter" width="300" caption="Foto IrwanThahir Manggala"]

1430087935960425658
1430087935960425658
[/caption]

Kenangan indah Bena saat  masih di SD Negeri 73 Ambon. Julah teman Bena yangberagama Islam yang bersekolah di SD negeri itu bisa menghitung jumlah jari tangan. Tapi Bena mendapat banyak kesan indah dalam suasana perbedaan itu. Ada juga cerita menarik saat Bena dan kawan-kawan disekolahnya itu mendapat  teror seranagan saat masih hangat konflik.

Pattunuang 260415

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun