Mohon tunggu...
Irwan Thahir Manggala
Irwan Thahir Manggala Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Orang yang Sudah Mati Benar-benar Sudah di ALAM KUBUR . Semoga kita terhindar dari golongan orang yang SEMANGATNYA LAGI TERKUBUR.

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

Rindu Suasana Belajar Sastra Masa SMP-SMA

19 April 2015   01:37 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:56 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_379076" align="aligncenter" width="300" caption="Sunber: Balai Pustaka - Foto ITM "][/caption]

Pesona Menakjubkan: Irwan Thahir Manggala- Saya sangat beruntung masih sempat memotret disaat kegiatan pameran buku si Senayan beberapa tahun lalu. Seingat saya Stand Balai Pustaka lah yang menjadi salah satu stand yang saya kunjungi. Menarik melihat koleksi Balai Pustaka yang sangat mirip syand Perpustakaan Nasional. Sata melihat bewberapa pajangan foto tokoh sastrawan di dinding stand. Salah satunya, saya mengenal  Sutan takdir Alisyahbana, satu dari dua tokoh pujangga sastra Indonesia dari tampilan foto di atas. Sama halnya  foto di bawah, HB Jassin yang lebih saya kenal. Pernah nama Pusat Dokumentasi HB Jassin jadi polemik.

[caption id="attachment_379078" align="aligncenter" width="300" caption="Dumber Dokumen Balai Pustaka (Foto ITM) "]

14293810341941667762
14293810341941667762
[/caption]

Tokoh SDA, singkatan Sutan Taksir Alisyahbana dan HB Jassin sangat memberi inspurasi buat pengembangan dan pembangunan sastra di Indonesia. Saya mengaku kurang karena belum banyak mendalami koleksi buku-buku yang bebau sastra. Saya masih ingat senang membaca buku-buku sastra karena ada terima  pesanan (ikut rame)atau karena tugas saat masih sekolah. Buku Hamka seperti Tenggelamnya Kapal Van Der Wick adalah satu buku pujaanku. Buku sastra seperti Salah Asuhan dan Siti Nurbaya tidak kuresapi sama halnya dengan buku Hamka itu.

Dikesempatan ini saya ingin bercermin seraya memberi apresiasi kepada Bapak Jus Badudu, Bapak Anton Hilman, kedua tokoh cendekiawan sangat kental dengan sepak perjalanan  karya sastra Indonesia. Kedua tokoh ini sering tampil dalam acara khsusu pembinaan Bahasa Indonesia. Saya masih ingat buku Jus Badudu tentang seri kesustraan Indonesia itu sangat laris. Ada juga buku Komposisi - yang mengajarkan bagaimana tata Bahasa Indonesia pernah kubeli beberapa kali.

Pak Dahri, adalah salah seorang guru saya saat masih SMP dan SMA di Makassar sangat berkesan/ Saya jajaki beliau juga sempat engajar di SMAN 6 Makassar saat itu. Penampilan dan cara mengajar beliau sangat membantu memberi pemahaman yang terstruktur dan terukur. Saya jadi terkagym dengan cara mengajarnya.

Pattunuang 190415

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun