[caption id="attachment_378549" align="aligncenter" width="300" caption="Foto Irwan Thahir Manggala "][/caption]
Pesona Menakjubkan: Irwan Thahir Manggala -  Ramai juga menyimak  trending topik di mainstream media tentang kian berat tugas Badan Nasional Penanggulangan Terorisme(BNPT)yang sedang mengusut tersangka teroris merekrut anak-anak di bawah umur. Ada saya salin 3 alinea di Kompas(090415) . Sebagai guru yang mengjar tingkat usia emas anak, rasaya terpanggil untuk mengisi menjadi sumbang saran buat BNPT. Di tulisan ini tergambar lewat deretan foto  Nugi, siswa yang sedang bersemangat menyebarkan gambar monster
Satu tawaran sederhana yang saya hadirkan disini adalah bagaimana agar anak-anak lebih mudah dibawa ke alamnya lebih dulu. Tapi kepada mereka juga harus dijelaskan - kalau perlu digambarkan bagaimana tantangan (terberat) pun yang terjadi di luar alam mereka, Salah satu gambaran terburuk termudah adalah lewat imajinasi. Cukup ;ama saya menggeluti perjalanan tokoh Mike dan Sulley (Monsters University). Tidak ada salahnya anak-anak dibawa dan dibekali langsung untuk melawan lingkungan luar - termasuk kepada agen radikalisme itu dengan mengajak mereka berdialog dengan kekuatan imajinasi. Â Â Â
Merekrut Anak-anak
Dari Palu, Sulawesi Tengah diinformasikan bahwa Daeng Koro, tersangka teroris di Poso yang tewas pekan lalu telah merekrut anak-anak  Hal itu tentu mencemaskan. Karena itu, kerjasasama semua pihak diharapkan agar bisa mencegah anak-anak bergabung dengan kelompok radikal
Bergabungnya anak-anak dibawah umur(di bawah 18 tahun) terungkap dari video yang didapat kepolisian. Video yang ditampilkan dalam kenfrensi pers di Markas Kepolisian Besar Sulteng, Rabu, diambil dari telepon genggam Daeng Koro yang ditemukan di lokasi baku tembak(3.4)
Dalam video singkat itu, Daeng Koro melatih dua anak, masing-masing diperkirakan berumur 13 tahun dan 16 tahun, dengan berbagai pukulan tinju. latihan tersebut disaksikan seorang pria berumur 20-an tahun. Latihan dilakukan di perkemahan di tengah hutan.
Sangatlah  ironi menyaksikan langsung pelibatan anak dalam ruang seperti tergambar diberita Kompas. Lebih ironi lagi pihak kepolisian telah memblokir situs radikal. Pihak BNPT menebgarai kalau 200-an situs penyebar ideologi radiikalisme dan jihadisme (Kompas 099415). Beberapa tulisan pernah saya tampilkan tentang cermin dari Film University. Film animasi yang mengisahkan 2 sahabat monster di dalam wilayah kampus menakutkan. Ulasan lanjut lebih memfokus kepada profil 2 anak siswa saya di madrasah Ibtidaiyah darul Rasyidin di Desa Samangki Kecamatan Simbang Kabupaten Maros. Siapa tahu dari bahan ajar selingan ini bisa mengisi celah solusi buat BNPT dan kita semua.   Â
[caption id="attachment_378550" align="aligncenter" width="300" caption="Foto Irwan Thahir Manggala "]
Nugi, siswa saya kelas VI Madrasah Ibtidaiyah darul rasyidin Dusun Balangajia Desa samangki Kecamatan Simbang kabupaten Maros saya bina sejak dia duduk di kelas V. Saking seringnya profil Monsters University ditampilkan di kelas V, dan hampir secara spontan Nugi selalu menaggapi. Akhirnya saya bersama teman sekelas Nugi menunjuk langsung Nugi menjadi monster Mike. Teman Nugi pun banyak tersipu - sedikit ngebully, karakter fisik  Mike mirip dengan Nugi. Bentuk badan Nugi yang kecil dan bersuara keras memperi penguatan dirinya dengan gelar Mike.
Cerita Nugi dan temannya Pudding yang menggelar penyebaran topeng Mike dan Sulley saat mereka hadir dan mengikuti Kemah Madrasah Kementrian Agama kabupaten Maros di area belakang Masjid Al-Markaz Kabupaten Maros. Nugi dan teman-temannya tidak sungkan mau menempelkan topeng Mike dan Sulley di batang pohon sekitar kompleks Masjis Almarkaz Maros. Melihat semangat Nugi benar-benar menikmati ruang kreasi yang penuh ekspresi itu saya menjadi terpana.
Coba bawa situasi terbalik, kalau kutipan berita Kompas di atas yang menggambarkan Daeng Koro melatih anak di bawah umur lewat latihan fisik tinju. Bisa berbanduing dengan semangat Nugi dan kawan-kawan yang mau mengekpose gambar topeng kepada publik lewat tempelan di batang pohon.
[caption id="attachment_378553" align="aligncenter" width="300" caption="Foto Irwan Thahir Manggala "]
P4
[caption id="attachment_378554" align="aligncenter" width="300" caption="Foto Irwan Thahir Manggala "]
P5
[caption id="attachment_378555" align="aligncenter" width="300" caption="Foto: Irwan Thahir Manggala "]
P6
[caption id="attachment_378556" align="aligncenter" width="300" caption="Foto: Irwan Thahir Manggala "]
[caption id="attachment_378557" align="aligncenter" width="300" caption="Foto: Irwan Thahir Manggala "]
[caption id="attachment_378558" align="aligncenter" width="300" caption="Foto Irwan Thahir Manggala "]
[caption id="attachment_378559" align="aligncenter" width="300" caption="Sumber: Komik Majalah Monster University(Kompas Gramedia)"]
[caption id="attachment_378560" align="aligncenter" width="300" caption="Sumber: Majalah XY Kids Grup Kompas Gramedia "]
[caption id="attachment_378561" align="aligncenter" width="300" caption="Sumber: majalah Mu Grup Kompas Gramedia "]
[caption id="attachment_378562" align="aligncenter" width="300" caption="Sumber: majalah XY Kids Grup Kompas Gramedia "]
Saatnya saya harus terus melanjutkan misi penguatan perlawanan isu radikalisme oleh siapa dan lembaga mana pun. Kekuatan yang bisa diandalkan untuk anak-anak dari desa hanya baru berbekal imajinasi. Saya masih optimis dengan cara sederhana, mudah dan praktis akan dapat menyerang balik gerakan penyebaran isu dan ideologi radikalisme.
Pattunuang 160415
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H