Mohon tunggu...
Irwan Thahir Manggala
Irwan Thahir Manggala Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Orang yang Sudah Mati Benar-benar Sudah di ALAM KUBUR . Semoga kita terhindar dari golongan orang yang SEMANGATNYA LAGI TERKUBUR.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Suka Duka Ikut Taman Pengajian

28 Maret 2015   22:17 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:51 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_375416" align="aligncenter" width="300" caption="Foto Irwan Thahir Manggala "][/caption]

Pesona Menakjubkan: Irwan Thahir Manggala - Ikut mengaji apalagi dimasa kecil bisa memberi kenangan yang tak terlupakan. Saya lebih mengingat masa sukanya karenalebih banyak ikut gabung bermain dengan teman - daripada serius ikut mengaji dari guru ngaji. Taman pengajian lebih cocok buat saya sebagai tempat nongkrong dan bermain. Tapi alhamdulillah, disuasana santai itu pun saya akhirnya bisa tahu huruf hijaiyah lewat gaya mengeja. Pengenalan harakat dan kapan dibaca  panjang, tekan dan tanda mati.

[caption id="attachment_375415" align="aligncenter" width="300" caption="Foto Irwan Thahir Manggala "]

142755373449627553
142755373449627553
[/caption]

Walau dengan beralaskan tikar usang dan berbangku pendek saya rasa bisa bertahan - apalagi dengan perhatian dan kesabaran guru mengaji yang sudah berumur lanjut. Posisi masjid yang dekat dengan rumah membuat saya tidak terlalu formil bertemu dengan guru mengajai - yang akrab dipanggil "Ustad  Samaila". Ustad  Samaila juga   tinggal dibagian pojok masjid - sehingga memudahkan saya rutin bertemu disaat melakukan shalat di masjid Nurul Huda di kampung jalan Baru Kelurahan Honipopu Kecamatan Sirimau Kota Ambon.

Pola pendekatan mengajar mengaji dari ustad Samaila dominan menggunakan tadarrusan - gaya seperti  itu lebih pas buat yang sudah siap atau pernah ikut mengaji. Untunglah saya sempat juga mendapat bimbingan pengajian gaya yang waktu itu  seperti metode Iqra sekarang. Saya masih ingat dua guru yang paling berwibawa, Ustad Arsyad Rahawarin dan Ustad Bardji Matdoan. Saya masih ingat cara mengajar  Ustad  Arsyad, seperti menuliskan di papan tulis dan diikuti bahan aktual - seperti bacaan doa sehari-hari. Saya harus akui, dari ustad Arsyad lah saya bisa menghafal doa ketika masuk,  saat membersihkan membersihkan, dan keluar dari wc.

Ada satu pengalaman berharga karena ada 2 hafidz yang kadang muncul di masjid Nurul Huda. Kedua hafidz itu bersaudara kandung, Abdulllah dan Firdaus. Kedua hafidz itu memberi dorongan kuat untuk saya mau lebih dekat dengan Al-Qur'an - apalagi melihat sepak terjang gaya bimbingan ayah kedua hafidz itu sangat ketat. Abdullah sempat menjadi Juara 1  Lomba Hafalan Qur'an 30 Juz Tingkat  Nasional.

Foto-foto yang saya tampilkan lebih memberi gambaran cermin disaat saya mendapatkan langsung anak-anak pengajian dibawah TPA H. saharing di Dusun Pattunuang Desa Samangki Kecamatan Simbang Kabupaten Maros Sulawesi Selatan. Siapa tahu anak-anak TPA ini bisa mengambil perbandingan dan pengalaman disaat saya ikut pengajian.

[caption id="attachment_375423" align="aligncenter" width="300" caption="Foto Irwan Thahir Manggala"]

14275553071138508779
14275553071138508779
[/caption]

[caption id="attachment_375425" align="aligncenter" width="300" caption="Foto Irwan Thahir Manggala"]

14275554241433423524
14275554241433423524
[/caption]

[caption id="attachment_375427" align="aligncenter" width="300" caption="Foto Irwan Thahir Manggala "]

1427555575816516871
1427555575816516871
[/caption]

Pattunuang 280315

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun