Inilah buku yang mudah, murah dan sangat dekat menjangkau khususnya usia dini (menjelang dewasa) sebagai bekal cermin dari terpaan seribu macam godaan kehidupan. Dari buku ini pula diharapa bisa menjadi jembatan bagi mereka agar dapat memetik hikmah - tanpa menggurui.
Taman Surga, demikian judul buku cerita yang sangat melegenda. Saya yakin dari sekian kompasianer, tentunya banyak yang sudah pernah membaca, bahkan mengoleksi buku cerita yang berukuran tipis, namun penuh pesan dan kesan. Bagaimana tidak, saya pun masih hafal bukan hanya alur cerita peran Saleh dan Karma, tapi hampir keseluruhan detail gambar dalam buku itu masih terngiang.Saya membelinya sudah hampir 10 kali. Seingat saya, awal mula beli buku cerita bergambar itu saat masih SD seharga Rp 75. Dua hari lalu saya membeli kembali edisi revisi sudah seharga Rp 3000
Buku ini bisa dikategorikan sebagai buku rekor Muri. Buku yang berpesan agama (Islam) itu saya baca saat saya masih di Sekolah Dasar(SD). Lebih menariknya karena disaat membelinya, saya sendiri yang mendapatkannya secara langsung di toko jualan barang campur - bisa dikategorikan toko mainan dan perlengkapan sekolah. Saya kembali menemukan buku cerita itu sudah dalam versi revisi di toko buku di jalan Tentara Pelajar di kota Makassar.
Singkat Cerita
Buku cerita bergambar Taman Surga diterbitkan dalam versi sekarang oleh Ema Wardana, CV Pustaka Agung Harapan Surabaya. Cerita singkatnya, lahir anak lelaki, Sudarma, dari golongan keluarga yang sangat berada. Segala sesuatunya sudah dipersiapkan- termasuk dibuatkan kamar khusus untuknya. Lain halnya dengan Khairul Rizal,berlatar belakang keluarga yang kurang, tinggal di kampung.
Rizal diasuh oleh ibunya sendiri dengan penuh kasih, termasuk diberi air susu ibu(ASI). Di setiap tengah malam disaat dia terlelap tidur, kedua orang tuanya senantiasa mengiringinya dengan doa agar kelak dia jujur melangkah menapak jalan hidup yang diridhai Allah. Sedang ibu Darma lebih cenderung mempertahankan keindahan bentuk tubuhnya dari pada memberi ASI. Digantinya ASI dengan susui nstan. Karena kedua orang tua Darma tergolong sibuk, asuhan Darma dipercayakan kepada pembantu.
Menginjak usia balita Rizal oleh orang tuanya dibelikan mainan sederhana, tapi yang bermuatan mengembangkan daya kreatif. Sedangkan Darma dibelikan mainan serba elektrik. Pada usia sekolah, Rizal selalu pulang -pergi ke sekolah bersama teman-temannya. Darma yang disekolahkan di SD favorit selalu diantar sopir pribadi ayahnya. Rizal mengikuti pelajaran tambahan lewat bimbingan pengajian. Darma yang diasuh oleh baby sitter - yang lebih banyak di rumah, hanya menemani nonton tv dan bermain game. Segala titah Darma selalu saja terladeni.
Berlatar belakang kehidupan sosial religius Rizal bisa terus bertahan untuk mengembangkan diri. Dia rajin berusaha dan beribadah. Kedua orang tuanya pun tidak pernah ketinggalan memberikan doa kepadanya. Sangat berbeda dengan Darma, dengan terbuai oleh kekayaan sehingga sulit bagi dia menempatkan jati dirinya. Darma semakin mudah mendapatkan akses untuk mengelabui orang tuanya. Dia lebih banyak membuang-buang waktunya untuk bersenang-senang, minum minuman terlarang, kebut-kebutan motor di jalan, berpesta di klub malam. Orang tua Darma tidak sempat lagi mengamati perkembangan pergaulan anaknya.
Hingga sampai setelah lulus dari sekolah menengah, Rizal melanjutkan ke PT. Dia masuk fakultas kedokteran, itu semua juga berkat kedua orang tuanya. Pesan ayahnya, lewat pintu kedokteran Rizal akan dapat memahami kebesaran dan kekuasaan Allah. Sama halnya Darma, juga lulus walau dengan nilai yang pas-pasan. Namun karena keinginan kuat orang tua yang ingin melihat anaknya jauh lebih berhasil, Darma diikutkan kuliah di luar negeri. Beberapa tahun kemudian, Rizal dapat menyelesaiakan kuliahnya. Selain bekerja di rumah sakit, dia juga membuat praktek dokter sendiri.
Rizal menghadapi tantangan sekaligus peluang dalam menaungi tugasnya sebagai tenaga medis. Bahkan ada kasus yang dihadapinya bukan sebagai bidangnya. Namun dia sabar dan dengan cara trik pendekatan, akhirnya dia dapat menyelesaikan tantangan itu. Tugas mulia di bidang kemanusiaan itu punya dampak besar, Rizal kian mendapat perhatian masyarakat sekitar. Dari hasil usahanya itu dia menyempatkan diri beribadah haji. Dia juga tidak berkeberatan terlibat dalam kegiatan sosial, seperti khitanan massal. Rizal sempat mempersunting seorang gadis muslimah.
Darma yang juga sudah berhasil kuliah dari luar negeri langsung ditempatkan di perusahaan bapaknya. Tentunya posisi direktur yang didudukinya. Ayahnya bangga karena anaknya dapat menggantikan dirinya. Orangtuanya sudah semakin leluasa bepergian refreshing keliling Eropa. Tidak lama dalam perjalanan keliling Eropa, orang tuanya meninggal akibat kecelakan mobil. Darma kian merasa sendiri, tidak ada lagi yang menemani. Ternyata dengan peristiwa itu tidak membuat Darma merenung, tetapi sebaliknya dia merasa kian punya kesempatan dan kekuasaan. Dia semakin mudah mendapatkan jatah harta dan aset perusahaan kedua orang tuanya. Dia semakin menggila, berfoya-foya tiada henti. Darma lepas kendali, kecanduan minuman keras dan meneguk ecstasy kian kambuh dan menjadi-jadi. Berjudi dan bermain wanita profesional telah menjadi bagian dari kehidupannya.